Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Tingginya Polusi Udara di Jakarta Menurut Anies Baswedan

Kompas.com - 06/06/2019, 11:54 WIB
Cynthia Lova,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan bahwa penyumbang polusi udara di Jakarta tidak hanya kendaraan bermotor, melainkan dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara sekitaran Jakarta dan limbah sisa rumah tangga.

Anies mengungkapkan, dirinya pun telah memiliki data khusus untuk membuktikan jumlah polusi yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara itu.

“Saya sudah ada data, nanti abis Lebaran saya akan presentasikan,” ucap Anies di Jalan Makam Wakaf Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2019).

Baca juga: Pesan Idul Fitri Anies Baswedan: Banyak Kesenjangan di Jakarta, Ayo Berbagi Zakat

Dia mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi polusi udara, yakni melakukan perubahan perilaku dari tiap komponen yang menjadi penyebab adanya polusi udara.

“Ini perubahan perilaku yang harus kita lakukan. Perilaku dunia usaha, perilaku berumah tangga, perilaku pribadi dan perilaku pemerintah. Karena perilaku kitalah yang menyisakan seperti ini dan kerusakan itu harus diubah,” ujarnya.

Menurut dia, tidak cukup hanya pemerintah yang mengatasi dengan adanya polusi udara ini. Semua komponen, lanjut Anies, pun harus terlibat mengubah perilaku mengurangi polusi udara.

“Kami beri contoh kendaraan pemerintah aja ya misalnya. Dari 17 juta kendaraan mobil, mobil milik pemerintah hanya ada 141.000 (unit). Ini tidak sampai 1 persen karena 1 persen dari 17 juta kendaraan adalah 170.000. Jadi kalau pemerintah aja yang koreksi tidak cukup, yang paling besar justru rumah tangga dan swasta,” ucapnya.

Baca juga: Anies: Pak Jokowi KTP Solo Boleh Jadi Calon Gubernur di Jakarta

Sebelumnya, hasil studi oleh Greenpeace dan IQ AirVisual yang dipublikasikan oleh media sosial instagram @koalisipejalankaki pada Selasa (4/6/2019) menunjukkan bahwa Jakarta menempati puncak daftar kota paling berpolusi di Asia Tenggara pada tahun 2018.

Dalam keterangan itu dijelaskan bahwa kualitas udara Jakarta semakin memburuk saat kendaraan meninggalkan Jakarta. Puncaknya, pada Selasa pagi, kualitas udara Jakarta masuk kategori very unhealthy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com