Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Minta Pemprov DKI Buat Jembatan Beton di Kali Tegal Amba

Kompas.com - 16/07/2019, 19:10 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 001 Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengganti jembatan kayu di atas Kali Tegal Amba di Jalan Amal 1 dengan jembatan beton.

Pantauan Kompas.com pukul 16.00 WIB, jembatan kayu yang menghubungkan antar wilayah Kelurahan Duren Sawit dan Kelurahan Pondok Bambu itu sudah rapuh. Kayu yang rapuh membuat jembatan itu menjadi rawan patah.

Padahal tiap harinya jembatan itu menjadi akses yang digunakan anak sekolah maupun warga setempat untuk beraktifitas.

Jembatan itu hanya mampu dilintasi oleh satu sepeda motor. Pengendara motor yang ingin lewat harus bergantian saat menyeberangi jembatan itu.

Titi, warga RW 001 mengatakan, jembatan itu sudah berulang kali diperbaiki oleh warga.

Baca juga: Wajah Baru Kali Tegal Amba Setelah Dibersihkan Sabtu Lalu

Kondisi jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu itu membuat jembatan menjadi rawan patah karena dilintasi sepeda motor setiap hari.

"Kita harapannya pemerintah bangun jembatan yang beton yang kuat bagus gitu. Ini jembatannya suka rusak jadi warga lagi yang betulin pakai uang warga juga," kata Titi di lokasi, Selasa (16/7/2019).

Warga semakin khawatir ketika musim hujan tiba. Sebab, jembatan akan semakin rawan patah karena tergenang air dari Kali Tegal Amba.

"Apalagi kalau musim hujan nanti, kan bahaya itu, itu kan kayunya nopangnya ke kali kalau hujan kan bisa jeblos itu," ujar Titi.

Baca juga: Membuat Sodetan Bisa Jadi Solusi Kali Tegal Amba yang Kotor

Badriah, warga lainnya mengatakan, jembatan itu menjadi akses utama warga untuk beraktifitas. Jika jembatan itu rusak, warga harus berputar jauh untuk menuju wilayah Kelurahan Pondok Bambu.

"Ya kan di Pondok Bambu ada tiga sekolahan SD Negeri, sama satu SMP Negeri, tiap hari tuh anak sekolah lewatnya jembatan ini. Orang kerja juga sama. Kalau jembatannya rusak atau enggak ada ya muternya jauh," ujar Badriah.

Slamet, warga lainnya juga berharap pemerintah bisa menyediakan lampu jalan yang memadai di sekitar kali. Sebab, pada malam hari penerangan jalan hanya mengandalkan lampu dari rumah warga.

"Lampu jalan juga kalau bisa dikasih sama pemerintah gitu, waktu itu pernah ada orang naik motor jatuh ke kali karena enggak bisa lihat posisi jembatan karena gelap," ujar Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com