Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Sejumlah Sekolah di Bekasi Lebih dari Setahun Tanpa Meja dan Kursi

Kompas.com - 18/09/2019, 13:28 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tidak sinkronnya kalender akademik dengan kalender anggaran dianggap jadi penyebab lambannya pengadaan meja dan kursi untuk sejumlah sekolah negeri di Bekasi, baik tingkat kota maupun kabupaten.

Hal itu dikatakan Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Muchlis Rantoni Luddin dalam sidaknya ke SDN Pekayon Jaya 3, Bekasi Selatan, Rabu (18/9/2019).

"Antara (jadwal) perbaikan dengan perencanaan tidak sinkron," ujar Muchlis, Rabu pagi.

"Kan ada perbedaan kalender anggaran dengan kalender pendidikan. Kami tidak matching betul. Kalender keuangan itu kan beda dengan kalender pendidikan," ia menjelaskan.

Pengadaan mebel untuk sekolah-sekolah di Bekasi baru bisa dimulai pada Mei atau April semenjak diusulkan awal tahun. Itu pun, kata Muchlis, butuh waktu kira-kira satu tahun hingga barang yang diadakan bisa "cair".

Sementara itu, kalender pendidikan kerapkali dimulai pada pertengahan tahun. Lamanya pengadaan membuat murid terpaksa belajar secara lesehan di kelas yang belum dilengkapi meja dan kursi.

Baca juga: Pekan Depan, Meja Kursi Bekas di SDN Pekayon Jaya 3 Diganti yang Baru

SDN Pekayon Jaya 3 misalnya. Pihak sekolah mengaku, mereka perlu menanti datangnya meja-kursi yang sudah diusulkan pengadaannya sejak gedung baru rampung dibangun Desember 2017.

Sementara itu, SDN Jatimulya 09 di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi perlu menanti sejak gedung sekolah rampung dipugar pada Januari 2018 lalu.

"Karena kan harus ada proses, pengadaan tidak seperti beli barang di warung. Dia harus ditenderkan, harus lihat e-katalog, harus ada proses-proses itu dan harus bertahap. Itulah yang menyebabnan tidak matching antara waktu pengadaan dengan proses pembelajaran," ujar Muchlis.

Baca juga: Kemendikbud Sidak SDN Pekayon Jaya 3 Bekasi yang Hampir 2 Tahun Tanpa Meja Kursi

Dia pun mendesak pemerintah daerah agar kejadian seperti ini bisa ditekan. Sebab, murid jelas terganggu apabila harus belajar secara lesehan di kelas.

"Sudah dibicarakan, tolong juga dicek di tempat-tempat lain supaya kasus seperti ini segera diatasi, jangan dibiarkan. Tadi memang ada alasan-alasan seperti, anggarannya belum tersedia, tapi ya dibicarakanlah di tingkat kota," tutup Muchlis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com