Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desain Revitalisasi Monas, Lenggang Jakarta Akan Dipindahkan ke Bawah Tanah

Kompas.com - 05/02/2020, 19:07 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Arsitek pemenang sayembara desain kawasan Monas Deddy Wahjudi mengatakan, area kuliner Lenggang Jakarta di sisi selatan Monas menurut rencana akan dipindahkan ke sisi timur, dekat Stasiun Gambir.

Dalam desain yang disusun Deddy dan timnya, Lenggang Jakarta rencananya akan dibuat di bawah tanah.

Alasannya, berdasarkan panduan cagar budaya kawasan Monas, bangunan selain Tugu Monas dan ruang terbuka hijau (RTH) tidak boleh dominan.

Baca juga: Revitalisasi Monas Tak Harus Tebang Pohon, Ini Penjelasan Arsitek Pemenang Sayembara

Tinggi maksimal bangunan lain di kawasan Monas maksimal 1,5 meter.

"Ada konsiderasi terhadap panduan cagar budayanya bahwa ketinggian bangunan maksimal 1,5 meter. Jadi Lenggang Jakarta dimasukkan ke dalam tanah untuk menjadi bagian dari cagar budayanya," ujar Deddy kepada Kompas.com di kawasan Kaptem Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2020).

Namun, Deddy berujar, Lenggang Jakarta yang baru rencananya akan dibangun dengan ketinggian lebih dari 1,5 meter.

Dengan demikian, ada bagian dari Lenggang Jakarta yang nantinya muncul di permukaan tanah.

"Misal ketinggiannya 4 meter, yang keluar (permukaan tanah) hanya 1,2-1,5 meter, sisanya 2,5 meter (di bawah tanah). Kalau di dalam tanah, harapan kami masih ada pengudaraan yang baik, tidak gelap," kata Deddy.

Baca juga: Pemenang Sayembara Minta Dilibatkan dalam Revitalisasi Monas

"Desainnya kami miringkan, sehingga meskipun di dalam tanah, seolah-olah itu masih bagian dari lantai dasarnya, jadi ada sirkulasi udara yang masih baik," lanjut dia.

Deddy menuturkan, dalam desain yang dia susun, Lenggang Jakarta yang baru nantinya akan dibangun di area perkerasan, seperti area yang dibeton atau dipasangi paving block.

"Lenggang Jakarta itu bukan kami tempatkan di area hijau, kami angkat pohonnya, kemudian kami taruh fungsinya. Bukan begitu. Kami cari tempat yang sudah ada perkerasan," ucap Deddy.

Revitalisasi sisi selatan kawasan Monas menuai kritik karena adanya penebangan sejumlah pohon demi proyek tersebut.

Baca juga: Ditanya Keberadaan Pohon Monas yang Ditebang, Sekda DKI: Saya Mana Tahu

Revitalisasi itu semakin menjadi polemik karena dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Pemprov DKI akhirnya mengajukan surat persetujuan permohonan revitalisasi Monas kepada Komisi Pengarah, sesuai ketentuan Keppres Nomor 25 Tahun 1995.

Pemprov DKI pun menghentikan sementara proyek revitalisasi Monas sampai Komisi Pengarah mengizinkan proyek tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com