Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sekda DKI "Pasang Badan" soal Revitalisasi Monas di Saat Anies Pilih Bungkam...

Kompas.com - 31/01/2020, 13:32 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sorotan publik soal revitalisasi Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat seolah tak ada habisnya.

Tak hanya masyarakat, para aktivis pecinta lingkungan seperti Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), hingga Pemerintah Pusat juga turut bereaksi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pelaksana proyek mau tak mau harus memberikan penjelasan atas revitalisasi ini.

 Baca juga: Fakta Baru, Tak Ada Rencana Penebangan Pohon dalam Desain Asli Revitalisasi Monas

Namun nampaknya seluruh pernyataan selama ini hanya keluar dari mulut Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah.

Saefullah beberapa kali berusaha melawan balik segala tudingan mengenai sejumlah polemik saat revitalisasi dijalankan.

Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih diam dan menghindar saat ditanyakan.

Perlawanan Sekda DKI

1. Masalah jumlah pohon yang dipindahkan

Pernyataan soal revitalisasi Monas mulanya ditanggapi Sekda DKI pada 24 Januari 2020.

Ia menanggapi soal jumlah pohon yang ditebang maupun dipindahkan untuk revitalisasi Monas yang simpang siur.

Awalnya, Pemprov DKI menyebutkan ada 205 pohon yang ditebang, lalu diralat menjadi 190, kemudian jadi 85 pohon.

Baca juga: Sekda DKI Klaim RTH di Monas Akan Bertambah Jadi 64 Persen Usai Revitalisasi

Saefullah mengoreksi bahwa pohon yang dipindahkan karena revitalisasi Monas hanya sebanyak 85 pohon.

"Yang fix hasil rapat kita ada pohon yang kita pindahkan ke sisi barat 55, ke sisi timur 30," ucap Saefullah di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020).

Ia memastikan bahwa pohon-pohon tersebut sudah diletakkan dan dikelola dengan tepat.

Meski nyatanya saat ditelusuri oleh Kompas.com, wujud pohon-pohon tersebut tak pernah terlihat.

2. Alasan pohon ditebang

Ia lalu menyebutkan pemindahan pohon di sisi selatan Monas bertujuan agar ikon Ibu Kota tersebut bisa lebih terlihat saat pengunjung masuk dari pintu sisi selatan.

Menurut Saefullah, masyarakat yang datang bisa langsung melihat Monas setelah pohon-pohon tersebut dipindahkan.

"Kita masuk ke pintu Monas tidak langsung kelihatan Monasnya, sekarang pas kita masuk sudah langsung keliatan Monas. Jadi ini kami buka supaya mudah aksesnya. (Tapi masih) ada sisa pohon di (sisi selatan) sini," imbuhnya.

Baca juga: Jawaban Pemprov DKI Mencla-mencle, Di Mana Pohon yang Ditebang untuk Revitalisasi Monas?

Adapun area yang direvitalisasi saat ini akan dibangun Plaza Upacara Monas dan nantinya bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat.

"Karena ini nanti buat akses utama, jadi kalau kita upacara juga lurus sentral ke Monas. Masyarakat bikin acara sentralnya Monas, jadi bagus, siapa saja bikin acara di sini sentralnya Monas," lanjut Saefullah.

3. Pembangunan Monas belum pernah selesai

Saefullah berdalih bahwa pembangunan Monas memang belum selesai sejak zaman Presiden RI yang pertama Soekarno.

"Monas belum pernah selesai dan presiden pertama sampai sekarang belum pernah meresmikan Monas. Mungkin kalau proyek ini nanti selesai, satu dua tahun, mungkin tiga tahun (akan) diresmikan oleh Presiden," ucap Saefullah.

Baca juga: RTH Monas Disebut Akan Bertambah Usai Revitalisasi, Ini Penjelasan Pemenang Sayembaranya

Bahkan, ikon ibu kota tersebut belum pernah diresmikan oleh presiden di era apa pun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com