Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelian Masker di Pasar Pramuka Dibatasi, Hanya Boleh 1 Boks Per Orang

Kompas.com - 05/03/2020, 19:51 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menyebutkan, pembelian masker di Pasar Pramuka dijatah satu boks untuk satu orang.

Hal ini dilakukan agar banyak masyarakat yang bisa memperoleh masker serta menghindari pembelian dalam jumlah banyak.

Adapun masker yang disediakan adalah 20.000 boks atau satu juta lembar. Dengan rincian, satu boksnya berisi 50 lembar masker.

"Saya bilang di sini tidak boleh ada spekulan jadi dibatasi satu orang satu boks," ucap Arief di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (5/3/2020).

Baca juga: Masker Murah di Pasar Pramuka dan Jakgrosir, Harganya Tak Sampai Rp 300.000

Selain di Pasar Pramuka, masker juga dijual di gerai-gerai Pasar Jaya lainnya seperti JakGrosir, JakMart. Namun, di sana warga tidak bisa membeli satu boks melainkan hanya 2 lembar.

"Kita punya gerai JakGrosir, JakMart, gerai-gerai kecamatan hanya dua pcs tapi harganya lebih murah Rp 1.950 per masker," kata dia.

Arief mengimbau agar masyarakat jangan panik dengan ketersediaan dan tingginya harga masker.

Menurut dia harga itu sudah cukup wajar mengingat masker cukup langka didapatkan saat ini.

"Saya minta masyarakat jangan panik harganya gila gilaan. Saat ini normal saja Rp 125.000 itu cukup wajar. Memang sebelum corona harganya di bawah," tuturnya.

Baca juga: Sidak ke Pasar Glodok, Kabareskrim Temukan Fakta Harga Masker Naik Sejak Februari

Diketahui, Arief menjelaskan alasan mengapa sebelumnya pihaknya menjual masker dengan harga Rp 300.000 per boks.

Ia mengakui bahwa rencana penjualan 1.450 boks masker dengan harga Rp 300.000 memang bentuk keteledoran PD Pasar Jaya.

"Sebenernya keterangannya memang belum lengkap mas, balik lagi itu salah saya. Kita beli itu harganya sudah segitu. Bukan kita jualnya (dinaikkan) harga segitu. Ini melakukan preskon untuk meluruskan hal hal yang belum lengkap kita berikan," ucap Arief.

Menurut Arief, harga masker dari PD Pasar Jaya sempat terbilang mahal karena pasokan masker yang sulit didapat.

Tak hanya itu, Arief mengklaim harga masker dari distributor pun memang mahal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com