Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Dilarang Pakai Minyak Curah, Pedagang Bakal Naikkan Harga Gorengan

Kompas.com - 06/03/2020, 16:53 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mulai 31 Desember 2020, akan menerapkan larangan penjualan minyak curah.

Pedagang hanya boleh menjual minyak dalam kemasan. Peraturan itu kini tengah disosialisasikan oleh Pemkot Bekasi.

Namun, rencana tersebut ditolak sejumlah pedagang.

Riski (38), salah satu pedagang gorengan di Pasar Baru, Bekasi, mengaku tidak setuju dengan aturan tersebut.

Baca juga: Pemkot Bekasi Imbau Pedagang Tak Jual Minyak Curah, Per 31 Desember 2020 Bakal Dilarang

Ia khawatir merugi jika harus menggunakan minyak kemasan untuk menggoreng dagangan.

Pasalnya, dalam sehari, dia bisa menghabiskan minyak 15 kilogram.

“Berat banget lah, ini aja Rp 12.000 minyak per kilogram udah berat. Gimana per literan gitu Rp 11.000, bisa ngabisin berapa kita,” ucap Riski di Pasar Baru, Jumat (6/3/2020).

Rudi (32), pedagang gorengan di Haji Agus Salim juga mengaku berat jika harus menggunakan minyak kemasan.

Alasannya sama, harga minyak kemasan lebih mahal dibanding minyak curah.

“Saya selama berjualan delapan tahun selalu pakai minyak curah. Bingung juga kalau nanti minyaknya diganti, ribet lagi pakai kemasan mending minyak di dalam dirigen begini,” kata Rudi.

Baca juga: Pemkot Bekasi Imbau Pedagang Tak Jual Minyak Curah, Per 31 Desember 2020 Bakal Dilarang

Rudi mengatakan, ia membeli minyak curah Rp 9000 hingga Rp 12.000 per kilogram.

Sementara, minyak kemasan di pasaran dijual dengan harga lebih dari Rp 11.000 per liternya.

“Ya pasti lebih banyak sih modalnya, yang biasanya enggak kebeban kalau beli minyak dengan harga murah. Kalau udah pakai kemasan malah lebih kebeban,” ucap Rudi.

Menurut dia, semua minyak hasilnya sama aja tergantung bagaimana cara masaknya.

Higienis atau tidak minyak yang digunakan, kata dia, tergantung bagaimana pada penjualnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com