Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Sedikit, Penerima Bantuan Beras Bulog di Warakas Hanya 8 Keluarga

Kompas.com - 11/05/2020, 16:49 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal Mei 2020, hanya 9 keluarga saja di Warakas, Tanjung Priok yang tercatat menjadi penerima bantuan sosial dari Kementerian Sosial.

Namun ternyata, carut marut data penerima bantuan sosial itu tak hanya terjadi pada bantuan Kemensos saja.

Jumlah penerima bantuan yang sedikit itu kembali menyusut dalam daftar penerima bantuan beras dari Bulog.

"Beras bulog mau cair lagi, ribuan di kelurahan lain, kami cuma (dapat) delapan (keluarga)," kata Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Warakas, Zaenal saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Baca juga: Hanya 9 Keluarga Tercatat Jadi Penerima Bansos di Warakas, Warga Pertanyakan Data Kemensos

Hal itu membuat warga, tokoh masyarakat, dan pejabat RT/RW Kelurahan Warakas kebingungan.

Adapun, bansos dari Pemerintah Pusat memang diberikan bergantian yaitu berupa sembako dan beras dari Bulog.

Padahal, ketika bansos dari Pemprov DKI lalu, tercatat ada 7.023 keluarga yang menerima bantuan.

Data itu pun sudah ditambah sekitar 8.000 keluarga calon penerima bantuan ketika Pemprov menginstruksikan RT/RW melakukan pendataan ulang warga miskin dam rawan miskin di bulan April lalu.

Warga sudah berupaya menanyakan masalah anomali penerima bansos di Kelurahan Warakas tersebut.

Baca juga: Minta Polemik Bansos Segera Diselesaikan, Politisi Nasdem: Malu Sama Rakyat

"Awalnya bersama pejabat setempat yaitu dari kelurahan konfirmasi ke Kemensos. Tapi dari Kemensos melemparkan ke Sudin dan Dinas Sosial," ucap Zaenal.

Beberapa tokoh masyarakat kemudian mencoba mengonfirmasikan hal tersebut ke Sudinsos Jakarta Utara dan Dinsos Pemprov DKI.

Namun, hingga saat ini, mereka belum menerima penjelasan terkait mengapa hanya ada sembilan orang penerima bansos di Kelurahan Warakas tersebut.

Zaenal berharap warga di Kelurahan Warakas bisa segera mendapatkan hak mereka atas bansos tersebut karena kondisi perekonomian warga yang sangat sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com