Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapid Test Reaktif tetapi Tidak Lapor, Wanita Ini Gemparkan Tempat Pengungsian Korban Kebakaran

Kompas.com - 03/06/2020, 18:02 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita berusia 46 tahun menghebohkan tempat pengungsian korban kebakaran di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pasalnya, wanita tersebut ternyata dinyatakan reaktif terhadap rapid test Covid-19 tetapi tak melaporkan diri ke Puskesmas setempat.

Lurah Tanjung Priok Ma'mun kemudian menjelaskan kronologi peristiwa tersebut.

Baca juga: 471 Pasien Sembuh dari Covid-19, Terbanyak di DKI Jakarta

Ma'mun mengatakan, sebelumnya wanita tersebut sempat bekerja dengan seorang warga negara India.

"Entah ada kasus apa, tiga hari yang lalu majikannya ini menyuruh dia ikut rapid test di Rumah Sakit Hermina dan ternyata hasilnya positif (versi rapid test)," kata Ma'mun saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/6/2020).

Pihak rumah sakit kemudian memberikan rekomendasi kepada wanita tersebut untuk melaporkan hasil rapid test tersebut ke Puskesmas terdekat.

Akan tetapi, hal itu tak dilakukan oleh wanita tersebut. Bahkan sampai kebakaran yang melanda rumahnya dan beberapa kediaman lain tadi malam, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: 12 Rumah Semipermanen Terbakar, 54 Orang di Tanjung Priok Terpaksa Mengungsi

"Tiba-tiba tadi pagi ketika Puskesmas datang ya ke korban kebakaran untuk melayani kesehatan, dia cerita ke salah satu petugas kesehatan kalau dia positif rapid test. Nah kaget semua," ucap Ma'mun.

Aparat setempat langsung memindahkan wanita itu beserta keluarganya ke pengungsian di aula Gereja HKBP yang ada di sekitar lokasi.

Bahkan ruangan perempuan tersebut juga dipisahkan dari anggota keluarganya.

Sebagai tindak lanjut, kebetulan di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok juga sedang ada swab test massal, sehingga wanita itu diperiksakan di sana. Namun, hasil swab test itu harus menunggu selama tiga hari.

"Awalnya kami pengin dorong ke Wisma Atlet, tapi belum bisa karena hasil swab-nya belum keluar. Tapi ternyata Kasudin kesehatan bilang ternyata riwayat ibu itu punya hipertensi, ya sudah itu jadi pembenaran untuk dia bisa diisolasi di rumah sakit," ujar Ma'mun.

Wanita tersebut siang tadi langsung diproses untuk diisolasi di RSUD Koja, Jakarta Utara.

Adapun kebakaran yang pada tadi malam terjadi akibat terbakarnya tabung gas di rumah pemilik warung nasi uduk.

Ledakan dari kompor, plafon rumah yang cukup rendah, serta bangunan semi permanen membuat api dengan cepat menjalar.

Akibatnya 12 rumah terbakar dan 54 warga terpaksa mengungsi di Masjid Nurul Falah dan Aula Gereja HKBP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com