Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Kompas.com - 10/05/2024, 12:40 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok masih membuka peluang bagi partai lain untuk berkoalisi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok 2024. 

Sejauh ini, PKS telah berkongsi dengan Partai Golkar dan Partai Nasdem untuk mengusung calon wali kota dan calon wakil wali kota Depok.

"Kami masih terbuka dan terus mengajak semua partai untuk bergabung. Baik dari PKS ataupun dari Golkar juga mengajak," kata Ketua DPD PKS Depok Imam Budi Hartono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/5/2024).

Imam mengungkapkan, partainya terbuka dengan partai politik (parpol) mana pun. Ia berharap, semua pihak dapat ikut terlibat dalam pembangunan Kota Depok.

"Kami berharap semua partai ikut bergabung, karena saya ingin membangun Depok bersama-sama, tidak dikotak-kotakkan atau asal bukan PKS," ujarnya.

Baca juga: Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Wakil Wali Kota Depok itu pun mengatakan, PKS telah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai terkait peluang koalisi di Pilkada Depok 2024. Di antaranya, dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Namun demikian, sampai saat ini belum ada keputusan final, baik dari PKB maupun PAN, terkait kemungkinan koalisi. Kedua partai masih menunggu PKS, Golkar, dan Nasdem mengumumkan secara resmi bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok yang mereka usung pada Pilkada Depok 2024.

"Mereka memang belum memutuskan, seperti PAN dan PKB itu karena masih menunggu surat yang akan dikeluarkan DPP PKS dan Golkar," tutur Imam.

Adapun PKS, Golkar, dan Partai Nasdem berencana mengusung Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A Rafiq sebagai calon wali kota dan wakil wali kota Depok pada Pilkada 2024.

Ririn yang merupakan kader Golkar dicalonkan oleh partai beringin.

"Mereka serius (berkoalisi). Sudah lebih dari enam kali bertemu dengan saya secara intens," ungkap Imam.

Koalisi ini mulanya dibentuk oleh PKS dan Golkar. Belakangan, Partai Nasdem turut merapat ke barisan koalisi.

"Selain dua itu (PKS dan Golkar), yang sudah menyatakan sikap tuh Partai Nasdem, bertambah 1 kursi jadi sudah ada 21 kursi," jelas Imam.

Adapun koalisi ketiga partai total mengantongi kekuatan 21 kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kota Depok. Perinciannya, 13 kursi dari PKS, tujuh kursi dari Partai Golkar, dan satu kursi dari Partai NasDem.

Baca juga: PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com