Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Jakarta Pusat Utamakan Kelompok Rentan untuk Ikut Rapid Test

Kompas.com - 08/06/2020, 22:12 WIB
Irfan Maullana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengutamakan kelompok rentan, yakni ibu hamil, anak-anak di bawah lima tahun (balita), lanjut usia (lansia), orang dengan riwayat penyakit bawaan (komorbid) untuk ikut tes cepat (rapid test) Covid-19 di 15 titik wilayah pengendalian ketat (WPK) kota itu.

"Hari ini kami melakukan tes cepat untuk para ibu yang hamil, kemudian lansia, kami khususkan ini (rapid test) untuk (kelompok) yang rentan," kata Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara saat ditemui di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (8//2020).

Bayu mengatakan respons masyarakat baik warga setempat maupun bantuan dari pihak swasta sangat baik sejak diberlakukannya WPK atau lebih dikenal sebagai pembatasan sosial berskala lokal (PSBL) di 15 titik RW di Jakarta Pusat.

Baca juga: Depok Sangat Rentan Penularan Lokal Covid-19

"Alhamdulillah partisipasi dari pihak swasta pun baik. Seperti Pertamina kemarin, sempat membantu di kawasan Kemayoran RW 02 mereka memberikan vitamin dan kebutuhan lainnya," kata Bayu.

Selain kelompok rentan, Pemkot Jakarta Pusat juga berencana lebih gencar melakukan tes cepat (rapid test) di fasilitas-fasilitas umum yang dekat dengan zona WPK.

"Tadi kami lakukan juga di Pasar Sabeni, Kecamatan Tanah Abang dan itu hasilnya ada 9 yang reaktif. Orangnya masih kita isolasi dan kami swab, mudah mudahan dua tiga hari bisa keluar hasilnya," ujar Bayu.

Baca juga: Selain Lansia, Kelompok Rentan Ini Diharapkan Tetap di Rumah selama Pandemi Covid-19

Seperti diketahui, WPK diterapkan di zona-zona dengan skala Rukun Warga (RW) yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19 tinggi.

Ada 66 titik di DKI Jakarta yang menerapkan WPK, khusus di Jakarta Pusat ada 15 titik dengan rincian 1 RW di Kecamatan Senen, 7 RW di Kecamatan Tanah Abang, 3 RW di Kecamatan Cempaka Putih, 1 RW di Kecamatan Sawah Besar, 1 RW di Kecamatan Kemayoran, 1 RW di Kecamatan Menteng, dan 1 RW di Kecamatan Johar Baru.

Dalam WPK warga yang tinggal di RW itu dilarang menerima tamu, harus menjalankan isolasi mandiri, menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan hanya ada satu akses jalan keluar-masuk ke permukiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com