Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahapan Coklit Tinggal 10 Hari, Bawaslu Depok Minta KPU Segera Masukkan Data Pemilih

Kompas.com - 04/08/2020, 16:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Depok, Dede Selamet Permana meminta agar KPU segera memasukkan data pemilih yang telah dicocokkan dan diteliti (coklit) jelang Pilkada Depok 2020.

Pasalnya, menurut Dede, waktu yang tersisa tak banyak sementara masih ada kurang lebih separuh data pemilih yang belum di-coklit.

"Per 30 Juli yang sudah di-coklit itu 700.000-an orang dari 1,3 juta jiwa, yang belum masih 600.000-an," kata dia kepada wartawan pada Selasa (4/8/2020).

"Kalau yang tahap 1 memang coklit sampai 13 Agustus. Tahap 2 nanti rekapitulasi hasil coklit menjadi DPS (daftar pemilih sementara). Ini yang kami wanti-wanti ke KPU agar tidak menunda-nunda pekerjaan," ujar Dede.

Baca juga: Jelang Pilkada Tangsel 2020, KPU Mulai Tahapan Coklit hingga 13 Agustus

Permintaan itu, lanjut dia, harus dilayangkan karena data pemilih yang ada masih harus dipastikan ulang.

Hasil pemantauan Bawaslu hingga hari ini, ada 29.743 data pemilih yang tidak memenuhi syarat (TMS), semisal meninggal dunia atau berganti status.

Kemudian, ada 8.374 pemilih baru, pemilih belum memiliki KTP mencapai 336 orang. Lalu, masih ada sekitar 3.625 elemen data bermasalah, seperti kekeliruan nama atau nomor induk kependudukan.

"Kami lihat ada PPDP (petugas pemutakhiran data pemilih) yang sudah selesai 100 persen, langsung saja input (datanya), direkapitulasi secara berjenjang dan bertahap, jangan menunggu deadline," ungkap Dede.

Baca juga: Jelang Pilkada 2020, Bawaslu Temukan Sejumlah Kesalahan Coklit Pemilih di Depok

"Ini yang kita kritik, mereka tarsok-tarsok (entar besok), jelang deadline baru digarap, itu nanti akurasinya turun," tambahnya.

Jelang pemungutan suara Pilkada Depok 2020 pada 9 Desember 2020 mendatang, kandidat yang kemungkinan bakal duel sama-sama wajah lama, yakni Mohammad Idris versus Pradi Supriatna.

Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan pejabat teras PKS, merupakan Wali Kota Depok saat ini.

Sementara itu, Pradi adalah kader Gerindra yang saat ini mendampingi Idris di pemerintahan sebagai wakil wali kota.

Selagi pasangan Idris-IBH belum final dan masih menunggu kesepakatan partai politik, Pradi Supriatna telah lebih dulu curi start.

Pradi akan maju didampingi Afifah Alia, kader perempuan PDI-P sebagai calon wakilnya, saat ini seraya menghimpun dukungan dari Partai Golkar, PKB, dan PSI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com