Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Tua Mengeluh Tak Bisa Dampingi Anak Belajar Jadi Alasan KBM Tatap Muka di Bekasi

Kompas.com - 12/11/2020, 14:17 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriawan Salim menilai Pemkot Bekasi terkesan memaksa jika tetap menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka Desember 2020 mendatang.

Pasalnya, kota Bekasi baru saja ditetapkan satu satunya sebagai zona merah Covid-19 di Jawa Barat.

Namun demikian, Satriawan menilai ada dua faktor yang menyebabkan Dinas Pendidikan Kota Bekasi bersikeras menggelar simulasi KBM tatap muka.

Alasan pertama karena desakan orang tua murid. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Satriawan, banyak orang tua murid yang mengeluh lantaran sudah terlalu lama anak-anaknya belajar di rumah.

Baca juga: Sebelum Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka, Pemkot Bekasi Akan Surati Kemendikbud

Suasana jenuh dan kendala orang tua yang tak mampu mendampingi anak belajar di rumah jadi pemicu keluhan itu muncul.

"Jadi memang ada suasana kejenuhan ada dari anak-anak dan orang tua yang tidak bisa mendampingi anak belajar di rumah," kata Satriawan, Kamis (12/11/2020).

Aduan-aduan itu disampaikan kepada setiap kepala sekolah dan berujung ke telinga pihak Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Selain keluhan dari orang tua murid, dia menilai keluhan juga datang dari sekolah-sekolah swasta.

Baca juga: Wacana Sekolah Tatap Muka di Bekasi, Epidemiolog Ingatkan Risiko Penularan Covid-19

 

Selama pembelajaran via daring, banyak sekolah swasta yang kesulitan karena pemasukan yang tergerus.

Orang tua murid banyak yang kesulitan membayar uang sekolah yang terbilang cukup mahal.

Selain itu, pihak sekolah swasta pun mau tak mau memangkas uang pembayaran sekolah demi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.

Kondisi inilah yang membuat beberapa sekolah swasta terlunta-lunta di tengah pandemi.

"Saya rasa ini tanda kutip ada kepentingan sekolah-sekolah swasta tertentu. Sekuat kuatnya ekonomi yayasan, tidak ada yang busa bertahan selama berbulan-bulan pandemi seperti ini," ucap Satriawan.

Walau demikian, seharusnya Dinas Pendidikan Kota Bekasi lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswanya.

Satriawan menilai jika KBM tatap muka tetap dipaksakan dalam kondisi seperti ini, tidak menutup kemungkinan klaster Covid-19 akan muncul. Kondisi ini pada akhirnya dapat membahayakan guru, murid dan keluarga mereka di rumah.

Baca juga: Sebelum Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka, Pemkot Bekasi Akan Surati Kemendikbud

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com