Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sampah Kayu dan Bambu Jadi Pemandangan Baru di Kali Bekasi

Kompas.com - 26/11/2020, 19:05 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tumpukan sampah kayu dan bambu tampak menggunung di bibir kali Bekasi, tepatnya di Bendung Bekasi, Jalan Mayor M Hasibuan, Kamis (26/11/2020).

Dari pantauan Kompas.com, kayu tersebut menggunung di sisi kali yang dipenuhi endapan tanah. 

Dari pantauan, tinggi tumpukan itu diperkirakan mencapai tiga meter dan lebarnya bisa mencapai 11 meter. 

Meski demikian, tumpukan itu tidak menghambat laju air kali yang mengalir karena sudah disusun di pinggir kali.

Bergeser tepat di belakang tumpukan kayu, tampak endapan tanah yang menggunung seperti pulau kecil.

Baca juga: Ada Unsur Tindak Pidana, Kasus Kerumunan Rizieq Shihab di Petamburan Naik ke Penyidikan

Tanah itu ditumbuhi rumput liar di atasnya. Bukan hanya rerumputan, sampah plastik berbagai warna juga turut menghiasi puncak dari gundukan tanah tengah kali itu.

Selain tumpukan tanah, sampah juga terlihat menyelimuti pinggiran kali.

Mayoritas sampah yang terlihat menutupi bantaran kali yakni kantong plastik, botol air mineral, dedaunan dan beberapa dedaunan liar.

Tak heran sisi bantaran kali dipenuhi sampah. Rupanya bantaran kali itu bersebelahan dengan  permukiman warga. 

Warga sepertinya sudah menganggap bantaran kali itu sebagai tempat sampah umum. Pasalnya, beberapa warga sempat terlihat membuang sampah ke arah bantaran kali.

Baca juga: Gubernur Banten Serahkan Penertiban Baliho Rizieq Shihab ke Bupati dan Wali Kota

Setelah dilihat beberapa saat, tak satupun petugas kebersihan terlihat di sana. Yang ada hanya satu petugas pemungut kayu yang sedang berada di titik tumpukan sampah.

Dia lah Udin (48). Udin menuturkan tumpukan sampah kayu ini sudah terjadi bertahun-tahun. Tumpukan kayu dan bambu itu datang ketika hujan deras dan air di bendungan mulai meninggi.

"Biasanya ini datang pas hujan besar. Jadi sampah kayaknya terbawa arus," kata dia.

Sampah yang sudah menggunung, lanjut Udin, dengan sendirinya akan berkurang karena  terbawa aliran kembali.  Namun sampah baru akan kembali datang sehingga terbentuk lah tumpukan baru.

"Jadi seperti itu terus. Sampah (yang menumpuk) kebawa air lalu pas hujan gede, air meninggi, sampahnya datang-datang lagi," ujar Udin.

Kompas.com pun coba menghubungi Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas (SDA) Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Zainal Abidin Syah guna mengkonfirmasi keadaan kali tersebut.

Namun hingga berita ini ditulis, Zainal belum merespon panggilan telepon Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com