Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai 3 Hari Mogok Kerja, Produsen Tempe di Sunter Mulai Kembali Produksi

Kompas.com - 04/01/2021, 15:57 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen tempe di Kampung Tempe, Sunter, Jakarta Utara, Sunoto (40) mulai kembali memproduksi tempe usai tiga hari mogok kerja.

Namun, Sunoto masih mengeluhkan harga kacang kedelai yang masih tinggi.

"Tiga hari itu mogok, pas hari libur, Jumat, Sabtu, Minggu, kalau hari ini sudah produksi," kata Sunoto saat diwawancarai di sela pembuatan tempe.

"Cuma masih sedikit, pada ngeluh karena harga kacangnya masih mahal banget, belum turun," lanjutnya.

Baca juga: Tempe di Tangsel Cepat Ludes meski Harga Naik Jadi Rp 10.000

Harga kacang kedelai yang awalnya seharga Rp 7.000 naik menjadi Rp 9.000 per kilogram.

Oleh sebab itu harga tempe di pasaran menjadi naik sebesar Rp 1.000.

"Terkadang harganya naiknya Rp 1.000, harga Rp 5.000 ke Rp 6.000. Kalau ukuran dikurangi kadang kadang pembelinya banyak komplain," ujar Sunoto.

Baca juga: Perajin Tempe Tahu di Kota Tangerang Terpaksa Menaikkan Harga

Dalam satu hari Sunoto biasa memproduksi hingga 30 kilogram kacang kedelai.

Sejak kenaikan harga tempe, Sunoto mengaku produksinya berkurang hingga 20 persen.

Sunoto bahkan menyebut bila tidak sedang pandemi Covid-19, banyak pengrajin yang berunjuk rasa karena kenaikan harga kedelai.

"Sebelumnya sudah naik, tapi didiemin kok masih segitu harga kacang. Kalau enggak musim Covid-19 mungkin kami sudah turun ke jalan. Tapi ini pandemi jadi enggak bisa keluar, jadinya kami ambil mogok tiga hari itu," ucap Sunoto.

Sebelumnya, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta memastikan para perajin tahu tempe telah melakukan mogok produksi sejak malam tahun baru atau 1-3 Januari 2021.

Hal tersebut sebagai respons perajin terhadap melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com