Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Nilai KPEN Jadi Toksik Penanganan Covid-19: Bubarkan Saja!

Kompas.com - 10/02/2021, 13:09 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono keras mengkritik Komisi Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) di masa pandemi karena dinilai mengganggu kebijakan penanganan Covid-19.

Banyak kebijakan pengendalian kasus Covid-19 yang justru longgar atau malah bertabrakan dengan kebijakan yang diambil KPEN.

"Saya bilang KPEN kan bubarkan saja, karena sudah jadi toksik diracuni dengan kepentingan, bukan pandemi," ujar Pandu saat dihubungi melalui telepon, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Hari Pertama PPKM Mikro Jabodetabek, Pemda Sibuk Urus Aturan Turunan hingga Minimnya Sosialisasi

Pasalnya, kata Pandu, KPEN tersebut seringkali mengusulkan kebijakan yang mementingkan pembangunan ekonomi ketimbang penanganan Covid-19.

Misalnya saja, kata Pandu, pelonggaran-pelonggaran jam operasional pusat perbelanjaan dan mall di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat ini.

Sehingga penanganan Covid-19 dirasa sama sekali tidak maksimal lantaran lebih mementingkan pemulihan ekonomi.

"Orang-orang KPEN-nya itu juga adalah pengusaha, anggota DPR kan sebagian pengusaha juga. Jadi memang republik ini enggak mikirin pandemi," tutur Pandu.

Baca juga: PPKM Tak Efektif, Epidemiolog: Pengetatan, tapi Bohongan

Dia bahkan menekankan agar masyarakat tak lagi berharap banyak kepada pemerintah terkait pengendalian penyebaran Covid-19.

Masyarakat harus mandiri melindungi diri sendiri agar tidak tertular dan tidak menularkan Covid-19.

"Jadi peran serta masyarakat sekarang penting, karena masyarakat sudah nggak bisa ngarepin pemerintah berbuat sesuatu yang bisa mencegah penularan di masyarakat," tutur Pandu.

Dia juga berharap agar pemerintah tidak lagi memberlakukan PPKM jika pelaksanaan pengetatan seperti bohong belaka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com