Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Vaksinasi Keluarga Anggota Dewan, DPRD Klaim Perlu tetapi Ditolak Pemprov DKI

Kompas.com - 03/03/2021, 20:17 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan vaksinasi Covid-19 terhadap keluarga anggota DPRD DKI Jakarta menuai polemik karena mereka bukan termasuk kelompok yang diprioritaskan saat ini.

Namun, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik berargumen bahwa keluarga dari anggota dewan perlu diberi vaksin karena mereka ada dalam posisi yang riskan terpapar Covid-19.

"Kita (anggota DPRD DKI Jakarta) kan berhubungan dengan masyarakat. (Kalau) kita pulang (membawa virus) ke rumah gimana?" tandasnya.

Menurut Taufik, usulan vaksinasi tersebut sudah diajukan ke Pemprov DKI Jakarta berdasarkan permintaan dari rekan-rekannya di DPRD DKI.

"Baru mau (diajukan). Kemarin atas permintaan kawan-kawan (anggota Dewan) kita ajukan," kata Taufik melalui keterangan suara yang diterima Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Pimpinan DPRD DKI: Anggota Dewan Minta Keluarga Ikut Divaksin Covid-19

Taufik juga menekankan bahwa vaksinasi untuk keluarga anggota dewan tidak akan lebih dari 500 orang berhubung jumlah anggota DPRD DKI Jakarta sendiri hanya 106 orang.

Dalam kesempatan yang sama, Taufik juga mengoreksi pernyataan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang sempat menyebut bahwa keluarga anggota dewan telah ikut disuntik vaksin pada tahap 2 ini.

Prasetyo sebelumnya mengungkapkan bahwa anggota dewan yang sudah mulai disuntik vaksin pada Selasa (2/3/2021) membawa serta keluarganya.

"Kami terjadwal Selasa sampai Kamis, dan semua kami ini (mengikuti cara) seperti DPR RI, (bersama) istri juga bisa sama keluarga," ujarnya saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Selasa.

Baca juga: Ketika Keluarga Anggota DPRD DKI Jakarta Turut Masuk Vaksinasi Tahap 2 saat Vaksin Covid-19 Masih Terbatas...

Kritikan dari masyarakat

Terkait usulan anggota DPRD yang menurut Prasetyo berkaca pada vaksinasi untuk keluarga anggota DPR, pemerintah diminta untuk tetap fokus melakukan vaksinasi Covid-19 pada kelompok prioritas.

Hal itu diutarakan oleh Co-Founder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi. Menurutnya, keluarga anggota dewan tidak termasuk kelompok prioritas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Keluarga anggota DPR bukan pelayan publik, tidak seharusnya lebih didahulukan dari lansia atau pelayan publik," terang Elina, Jumat (25/2/2021).

Ia menambahkan bahwa, vaskinasi keluarga anggota dewan menjadi contoh buruk bagi masyarakat.

"Ini memberi contoh yang buruk bagi masyarakat bahwa masyarakat non prioritas tidak apa-apa menyerobot antrean," tuturnya.

Baca juga: Pemprov DKI Tolak Permintaan Vaksinasi Covid-19 untuk Keluarga Anggota DPRD

Bukan prioritas

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria memastikan pihaknya menolak usulan untuk memvaksinasi keluarga anggota dewan di tahap kedua ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com