Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Baru yang Masuk Lewat Soetta Lebih Menular dan Mematikan

Kompas.com - 04/03/2021, 12:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini pemerintah mengumumkan bahwa varian baru virus corona dari Inggris, yang disebut B.1.17, sudah masuk ke Indonesia lewat Bandara Internasional Soekarno Hatta di Tangerang, Banten.

Virus tersebut dibawa oleh dua pekerja migran asal Indonesia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengonfirmasi kabar tersebut dan meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Pada masyarakat tetap tenang, tapi juga harus waspada. Kita harus sikapi secara bijak dengan tetap mengenakan protokol kesehatan secara ketat," ujar Riza, Rabu (3/3/2021).

Penemuan kasus infeksi B.1.71 di Indonesia ini diumumkan pada Selasa (2/3/2021), tepat satu tahun setelah kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Mutasi Virus Corona B.1.1.7, Ini Langkah Bandara Soekarno-Hatta

Lebih menular dan mematikan

Dilansir dari The Wall Street Journal, varian baru virus corona ini lebih gampang menyebar dan lebih mematikan daripada varian sebelumnya.

Virus ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada November tahun lalu, dan kini setidaknya sudah menyebar ke 76 negara lain di dunia.

Petugas kesehatan di Inggris menemukan bahwa orang yang terinfeksi B.1.17 menginfeksi lebih banyak orang ketimbang orang yang terinfeksi varian virus sebelumnya.

"Kami belum pernah melihat varian virus lainnya yang menyebar lebih cepat daripada ini," ujar Nick Loman, seorang profesor genomik mikroba dan bioinformatika di Universitas Birmingham.

Baca juga: Pemprov DKI Siapkan Strategi Penanganan Mutasi Virus Corona B.1.1.7

Mereka juga mendeteksi tanda-tanda bahwa orang yang terinfeksi varian baru ini memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Sebuah analisis dari Skotlandia menunjukkan, kemungkinan orang yang terinfeksi B.1.17 untuk berakhir di rumah sakit 65 persen lebih tinggi ketimbang orang yang terinfeksi varian sebelumnya.

Sedangkan untuk kemungkinan berakhir meninggal dunia adalah 37 persen lebih tinggi.

Adapun, gejala dari infeksi virus ini adalah sebagai berikut:

  1. Demam,
  2. Batuk,
  3. Sulit bernafas,
  4. Menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman,
  5. Keluhan pada saluran pencernaan.

Baca juga: Tentang Virus Corona B.1.1.7 dari Inggris yang Terdeteksi di Karawang...

Sementara itu, laporan Deutsche Welle, atau DW News, mengatakan bahwa tingkat reproduksi (R) dari virus corona varian B.1.17 ini 0.5 kali lebih tinggi dari varian virus corona "normal".

"Angka tersebut sangatlah masif," ujar Lothar Wieler, Kepala Robert Koch Institute (KRI) untuk penyakit menular di Jerman, seperti dilansir dw.com.

Lebih lanjut Wieler mengatakan, Mutasi B.1.17 ini adalah yang paling banyak menyebar saat ini di Jerman. Setidaknya virus ini sudah terdeteksi di 13 dari 16 negara bagian di Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com