JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerangan terhadap warga terjadi di Jalan Kelapa Hijau, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Kamis (15/4/2021) dini hari.
Penyerangan terjadi tiba-tiba dan diduga dilakukan oleh sejumlah anggota geng motor.
Salah seorang warga di sekitar Jalan Kelapa Hijau, Khairul Saleh melihat ada lebih dari 20 motor yang datang dari arah Jalan Kebagusan Raya ke Jalan Kelapa Hijau pada saat penyerangan terjadi.
“Pecah tawuran itu jam 00.30 WIB. Penyerangan dari arah barat Jalan Kebagusan. Kurang lebih ada 25 motor, satu motor rata-rata bonceng tiga,” ujar Khairul saat ditemui di sekitar Jalan Kelapa Hijau pada Kamis (15/4/2021) sore.
Baca juga: Penyerangan di Jagakarsa, Satu Warga Derita Luka Bacok pada Bagian Lengan
Penyerangan diwarnai dengan aksi pelemparan botol dan pengacungan celurit. Warga dan pihak penyerang saling melemparkan botol.
“Mereka di sini (yang diserang) teriak-teriak lalu beterbangan botol-botol dan saling serang. Indikasi bentuk senjata tajam celurit dari pihak yang datang. Ada sekitar 15 celurit dari pihak yang nyerang,” tambah Khairul.
Ia menambahkan, aksi saling serang terjadi sekitar 20 menit. Pihak keamanan wilayah Kelapa Hijau dari unsur masyarakat kemudian mulai berdatangan.
Penyerangan menyebabkan satu korban luka, yaitu seorang pemuda yang berasal dari wilayah Kelapa Tiga.
“Satu korban dari wilayah Kelapa Tiga. Korban luka bacok di lengan kanan,” ujar Khairul.
Korban luka kemudian dibawa oleh warga setempat ke rumah sakit terdekat. Korban kemudian mendapatkan penanganan.
Baca juga: Ambulans Kimia Farma Terobos Lampu Merah Sebelum Kecelakaan, Sedang Tak Bawa Pasien
Seorang karyawan Warkop Gajasora, Yopi melihat pemuda diduga geng motor datang untuk menyerang pemuda yang sedang nongkrong di warkopnya.
Ia ketakutan dan memilih menutup warkop.
“Mereka langsung datang banyak, makanya saya langsung tutup warkop. Di warkop saya ada kira-kira delapan orang yang nongkrong,” ujar Yopi saat ditemui.
Yopi menyebutkan, pemuda yang nongkrong langsung lari begitu kelompok pemuda diduga geng motor datang ke warkopnya.
“Pas ramai-ramai itu saya langsung tutup. Ga kelihatan apa-apa. Cuma berisik-berisik suara aja saya denger dari dalam,” tambah Yopi.
Kemudian, Yopi baru berani membuka warkopnya sekitar pukul 03.00 WIB. Saat itu, Yopi sudah mendengar suara anggota kepolisian.
“Saya buka warkop pas udah banyak polisi. Mereka datang jam 03.00 pagi. Saya takut buat buka. Takutnya kan mereka balik lagi. Tawurannya sih sebentar,” ujar Yopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.