Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Polres Tangerang Kota, Komnas HAM Selidiki Kematian Tahanan Narkoba dan Pencabulan Anak di Penjara

Kompas.com - 16/04/2021, 14:09 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendatangi penjara di Polres Metro Tangerang Kota untuk mendalami kasus kematian dua tahanan.

Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Wahyu Pratama Tamba, menyebut dua orang yang meninggal di ruang tahanan itu berinisial HG dan W.

"Kami ditugaskan untuk mendalami peristiwa kematian tahanan di tahun 2020 karena rentang waktu 4-5 bulan, itu ada dua tahanan yang meninggal dunia," papar Tama, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Gadis 18 Tahun Tewas Ditabrak Bus di Cipondoh, Kota Tangerang

Tama menuturkan, HG merupakan pelaku kasus narkoba. Berdasarkan keterangan yang Tama dapat dari kepolisian, HG meninggal pada 26 Juli 2020.

Sedangkan tersangka satunya, W meninggal pada 21 November 2020. Dia merupakan pelaku kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur.

"Kami sudah meminta keterangan dari beberapa pihak, misalnya pendamping hukum, keluarga korban, dan juga pihak medis," tutur dia.

"Sedangkan terakhir, kami dapatkan informasi dari pihak Polres Metro Tangerang Kota," sambung Tama.

Baca juga: Komnas HAM Selidiki Tewasnya Tahanan Narkoba Polres Tangsel yang Dinilai Janggal

Tama menyatakan, pihaknya bertemu dengan Kasatres Kriminal Polres Metro Tangerang Kota AKBP Tahan Marpaung dan Kasat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polres Metro Tangerang Kota Kompol Erizal.

Tama berujar, tersangka HG meninggal karena sakit liver atau hati. Sedangkan, tersangka W meninggal karena dianiaya oleh 14 orang yang berada di satu ruang tahanan bersama W.

Di satu sisi, berdasar keterangan keluarga HG, diduga HG meninggal karena diabetes dan kencing manis.

"Penyebab kematiannya (HG) menurut versi keluarga karena riwayat penyakit diabetes dan kecing manis. Sementara dari kepolisian, penyebab kematiannya liver," papar Tama.


Dia melanjutkan, kepolisian sempat menangani HG sebanyak empat kali sebelum meninggal.

Baca juga: Dua Polisi Jadi Tersangka Penembakan Laskar FPI, Komnas HAM Beri Apresiasi

HG sempat dirawat di klinik Polres Metro Tangerang Kota sebanyak dua kali, serta dirawat di dua rumah sakit swasta yang berbeda sebanyak masing-masing satu kali.

"Meninggalnya di salah satu RS itu," ujar Tama.

Berkaitan dengan kematian W, sambung Tama, kepolisian memang mengaku lalai karena membiarkan teman satu sel W melakukan penganiayaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Polisi Bakal Turunkan Anjing Pelacak untuk Menyisir Rumah Pembunuh Bocah di Bekasi

Megapolitan
Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Kebakaran di Cibubur Hanguskan Enam Kios dan Dua Mobil Pikap, Kerugian Capai Rp 216 Juta

Megapolitan
Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Dinkes Kota Bogor: Makanan yang Diduga Membuat Puluhan Warga Keracunan Dibuat Sehari Sebelum Acara Haul

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di 'Jalanan'

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Kerja sebagai Pengamen, Bertemu dengan Sang Suami di "Jalanan"

Megapolitan
Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Motor Warga di Medan Satria Bekasi Dicuri, Pelaku Beraksi Saat Siang Hari

Megapolitan
Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Warga Jaktim Bakal Kena Denda Maksimal Rp 50 Juta jika Ditemukan Jentik Nyamuk DBD di Rumahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com