Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik, Jumlah SMPN dan SD Negeri di Kota Tangerang Jomplang

Kompas.com - 10/06/2021, 23:09 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji mengkritisi jumlah SMP Negeri yang jauh lebih sedikit daripada SD Negeri di Kota Tangerang.

Dilansir dari situs web https://dapo.kemdikbud.go.id, ada 36 SMP Negeri yang tersebar di 13 kecamatan.

Angka tersebut jomplang dengan 339 SD Negeri di Kota Tangerang.

"SMP itu belum mencukupi dengan jumlah siswa SD yang keluaran tahun ini. Tiap tahun juga kan. Bahkan, SMP Negeri itu baru bisa menampung 30 persen dari jumlah siswa yang keluar dari SD," papar Saeroji melalui sambungan telepon, Kami (10/6/2021).

Baca juga: Jumlah Pendaftar PPDB Jakarta Jalur Prestasi Sudah Melebihi Daya Tampung

Permasalahan kedua, kata dia, terlalu banyak SMP Negeri di Kota Tangerang yang berlokasi di Kecamatan Tangerang.

Dari data yang dihimpun, ada delapan SMP Negeri di kecamatan itu. Sedangkan jumlah SMP Negeri di kecamatan lain jauh lebih sedikit.

Menurut Saeroji, banyak pertumbuhan penduduk atau jumlah siswa yang memasuki jenjang SMP dan bukan warga Kecamatan Tangerang.

Masalah itu bakal memengaruhi proses jalur zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022 yang dalam waktu dekat dilaksanakan.

"Dengan sistem zonasi pasti banyak yang bermasalah. Tahun kemarin sudah banyak bermasalah. Ada daerah yang tidak masuk ke zonasi," paparnya.

Baca juga: Cerita Orangtua Murid Tak Bisa Daftar PPDB Jalur Perpidahan karena Suami Karyawan Swasta

"Jangan sampai seorang anak yang dekat dengan sekolah negeri dengan bebas dia tidak bayar apa-apa, padahal dari segi ekonomi, dia lebih daripada siswa yang miskin yang memang jauh dari zonasi," sambung Saeroji.

Oleh karena itu, Komisi II DPRD Kota Tangerang meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membangun SMP Negeri di daerah yang memiliki pertumbuhan masyarakat tinggi.

Menurut Saeroji, Pemkot Tangerang wajib melakukan kajian terlebih dahulu sebelum membangun SMP Negeri.

"Paling tidak, ada hak yang sama dari seorang siswa (untuk) mendapat pendidikan dari sekolah yang dikelola pemerintah di sekolah negeri di tiap wilayah," paparnya.

Selain persoalan jumlah SMP Negeri, Saeroji menegaskan, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang juga harus lebih inovatif terhadap isu pendidikan di wilayahnya sendiri.

"Harus punya inovasi. Kalau dari tahun ke tahun begitu-begitu aja, nambahin intensif aja, semua orang bisa. Jangankan inovasi baru, PPDB aja bermasalah terus, yang lainnya gimana?" urai dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com