Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Varian Delta Masuk Depok, Satgas Serukan Hindari Makan Bersama

Kompas.com - 05/07/2021, 08:36 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Protokol kesehatan 5M yang selama ini digaungkan untuk menekan penularan Covid-19 kini bertambah menjadi 6M di Depok, Jawa Barat, usai ditemukannya virus SARS-CoV-2 varian Delta B1.617.2.

Selain menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok menyerukan warga agar menghindari makan bersama.

Sebelum PPKM Darurat diterapkan, Wali Kota Depok Mohammad Idris memang telah melarang layanan makan di tempat bagi rumah-rumah makan, ketika tren kasus Covid-19 mulai tampak tanda-tanda akan melonjak pada pertengahan Juni 2021.

Baca juga: Terkonfirmasi, Covid-19 Varian Delta Sudah Infeksi 10 Warga Depok

"Semua warga Kota Depok untuk lebih meningkatkan kewaspadaan diri dalam menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat, di antaranya menerapkan 6M," kata Idris dalam pernyataan resmi, Minggu (5/7/2021).

Di samping itu, dalam hal penggunaan masker, warga Depok diminta mengenakan masker dua lapis atau maskes dobel. Warga diminta betul-betul mematuhi aturan PPKM Darurat.

"Mengingat tingkat penularan Covid-19 varian Delta B.1.617.2 sangat cepat dan menghasilkan penyakit berat serta membutuhkan hospitalisasi atau tindakan penanganan lebih tinggi," ungkap Idris.

Lonjakan kasus Covid-19 di Depok, sama seperti banyak wilayah di Jabodetabek dan Jawa-Bali secara umum, mulai terjadi pada pertengahan Juni 2021. Infeksi terjadi dengan masif, dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengakibatkan sistem kesehatan nyaris kolaps hanya dalam kurun tak sampai sebulan.

Data terbaru hingga kemarin, Depok yang selama ini mencatat ratusan kasus baru Covid-19 per hari, telah menoreh rekor baru dengan ditemukannya 1.169 kasus baru Covid-19 dalam sehari.

Keadaan ini membuat jumlah kasus aktif/pasien Covid-19 yang harus ditangani meningkat tajam jadi 10.570 orang, sudah dua kali lipat dari puncak gelombang pertama pada 30 Januari (5.011 kasus aktif).

Dugaan kuat bahwa lonjakan ini disebabkan oleh keberadaan virus SARS-CoV-2 varian Delta B.1617.2, telah terjawab pada Minggu kemarin. Dari sampel-sampel yang dikirim ke laboratorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan dicurigai varian Delta, semuanya terkonfirmasi varian tersebut.

"Dari 10 spesimen warga Depok yang dilakukan pemeriksaan, hasilnya 10 positif Covid-19 varian Delta B.1617.2," ungkap Idris.

"Adapun kriteria spesimen yang dikirimkan berasal dari pasien terkonfirmasi Covid-19 dengan hasil CT(cycle threshold) value yang kecil, yaitu di bawah 30," ujar dia.

Selain CT value, pengiriman spesimen warga Depok yang diduga telah terpapar Covid-19 varian Delta, dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria lain, mulai dari adanya kedatangan dari negara asing, penularan yang cepat di masyarakat, mulai terinfeksinya kelompok yang sebelumnya tidak rentan-dalam hal ini anak-anak, dan penyintas terinfeksi kembali.

Selain itu, ada pertimbangan kasus kematian pasien Covid-19 dengan komorbid penyakit menular lain seperti HIV dan tuberkulosis serta infeksi virus SARS-CoV-2 pada warga yang telah divaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com