Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Sumur, Warga Gunakan Air Kali Cilemahabang yang Hitam untuk Mandi hingga Cuci Piring

Kompas.com - 06/09/2021, 20:18 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Warga bantaran Kali Cilemahabang, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, telah lama terpaksa memanfaatkan air kali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Diberitakan Tribun Bekasi, sudah bertahun-tahun, warga terpaksa memanfaatkan air Kali Cilemahabang berwarna hitam pekat untuk mencuci baju, mencuci piring, bahkan mandi.

Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan, yang datang mengunjungi warga setempat, menanyakan alasan warga masih memanfaatkan air sungai yang sudah menghitam tersebut.

"Bu, memang kalau air minum biasanya dari mana? Di sini ada yang punya sumur enggak?" tanya Ramdan kepada warga di lokasi, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Dituduh Melecehkan Seksual, Para Pegawai KPI Bakal Lapor Balik ke Polisi

Para warga kemudian mengungkapkan bahwa selama ini, warga biasa membeli bahan baku air bersih dari pedagang air untuk kebutuhan konsumsi.

"Kalau air minun beli dari tukang panggul. Enggak ada di sini mah yang punya sumur, Pak," jawab seorang warga.

Warga bernama Nyai (85) menyatakan, dirinya tak merasa jijik dengan kondisi air tersebut. Ia menilai bahwa air yang ia gunakan tersebut masih bersih.

Namun, saat ditunjukkan, air yang ditampung di dalam piring terlihat menghitam dan terdapat kotoran bekas lumpur.

Baca juga: Dijadikan Tempat Berkerumun Saat PPKM, Siapa Pemilik Holywings Kemang?

"Ya emang dari dulu pakai air ini, kalau mau mandi, nyuci, dulu mah bersih kalinya," tutur Nyai.

Sementara itu, warga lainnya bernama Wini mengatakan, air mulai menghitam sejak 4 tahun lalu.

Ia mengatakan, sejumlah warga sempat mengajukan keluhan, tetapi kini belum ada tindak lanjut terkait hal tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul "Astaga, Nenek Ini Mandi dan Cuci Piring di Air Kali Cilemahabang yang Menghitam Seperti Minyak Oli". (Tribun Bekasi/Rangga Baskoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com