Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Wanita di Balik Nama Gedung Sarinah, Soekarno: “Darinya Saya Mengenal Cinta”

Kompas.com - 16/11/2021, 17:51 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak lama lagi, pemugaran gedung Sarinah sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia akan rampung.

Gedung yang juga merupakan salah satu proyek mercusuar Presiden Soekarno di masa awal kemerdekaan ini ditargetkan bisa kembali beroperasi pada Maret 2022.

Dalam pemugarannya, Gedung Sarinah akan dikembalikan pada marwahnya dengan menjadikan relief tiga dimensi yang bercerita tentang ekonomi kerakyatan sebagai Center of Atrium.

Relief ini sempat “terkubur” di belakang gerai makanan cepat saji selama puluhan tahun.

Diyakini, relief berukuran 17 kali 3 meter ini dibuat oleh pematung favorit Presiden Soekarno yang juga memahat Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia dan Patung Dirgantara atau Tugu Pancoran.

Baca juga: Diresmikan Maret 2022, Gedung Sarinah Baru Merangkul Sejarah dengan Sentuhan Modernitas

Relief tersebut merepresentasikan kegiatan ekonomi kerakyatan dengan menampilkan sosok petani, perempuan yang membawa barang dagangan, dan juga nelayan.

Gedung Sarinah didirikan pada 1962 sebagai bukti bahwa Indonesia sudah modern. Gedung ini dikenal sebagai pencakar langit pertama di Indonesia yang menghadirkan produk-produk dalam negeri.

Di balik nama Sarinah

Sejarah mencatat, nama Sarinah diambil dari nama sosok wanita yang sangat berarti bagi Soekarno.

Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.

“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia “mbok” saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar,” tulis Soekarno.

Baca juga: Menilik Relief Tua yang Tersembunyi di Gedung Sarinah...

Dikisahkan, Soekarno kecil pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orangtuanya. Saat itu ia berumur enam tahun.

Sang ayah Raden Sukemi Sosrodiharjo menjadi guru di Mojokerto. Ia pun mengajak sang istri, Idayu dan dua anaknya Sukarmini dan Kusno (nama Soekarno kecil).

Di Mojokerto, keluarga Sukemi bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka.

Bagi keluarga Sukemi, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat. Sarinah dianggap bagian dari keluarga Sukemi.

Dari Sarinah Soekarno mengenal cinta

Sarinah tidak menikah. Selama tinggal bersama keluarga Sukemi, Sarinah juga tidak menerima gaji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com