Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Geruduk Kantor Wahidin Halim Dilaporkan ke Polisi, Pekerja Nasional Banten: Tindakan Berlebihan

Kompas.com - 27/12/2021, 12:15 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Gubernur Banten Wahidin Halim melaporkan para buruh ke kepolisian lantaran kantornya di Serang, Banten, digeruduk, pada 22 Desember 2021.

Kantor Wahidin digeruduk oleh buruh saat melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut adanya revisi besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Provinsi Banten tahun 2022.

Kuasa hukum Wahidin melaporkan aksi itu ke Polda Banten pada 24 Desember 2021 sore.

Baca juga: Tidak Kunjung Ditemui, Buruh Duduki Kursi Gubernur Banten Wahidin Halim

Menanggapi hal itu, Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Provinsi Banten Intan Indria Dewi berujar bahwa laporan polisi itu merupakan hal yang tak perlu dan berlebihan.

"Laporan yang dilakukan Gubernur Banten kepada para buruh, kami melihat bahwa ini sebenarnya suatu tindakan yang tidak perlu dan berlebihan," ucapnya melalui sambungan telepon, Senin (27/12/2021).

Intan mengatakan, laporan polisi yang dibuat Wahidin merupakan bentuk kriminalisasi buruh. Pihaknya pun mengecam laporan yang dibuat Gubernur Banten.

Baca juga: Kantornya Diduduki Buruh, Gubernur Banten Wahidin Halim Akan Lapor Jokowi hingga Kapolri

"Itu kan bentuk sebuah kriminalisasi terhadap buruh. Ini juga kita menolak dan juga mengecam ini," katanya.

Intan berujar, para buruh tak akan melakukan penggerudukan jika komunikasi antara Wahidin dan rakyatnya berjalan dengan lancar.

Selama masa kepemimpinan Wahidin, menurut Intan, Gubernur Banten tak pernah menemui buruh saat mereka menyampaikan aspirasinya.

Baca juga: Buruh Disebut Ambil Makanan dan Barang Saat Geruduk Kantor Gubernur Banten Wahidin Halim

"Ini tidak akan terjadi, saya pastikan tidak akan terjadi kalau saja komunikasinya dibangun, hubungan antara pemimpin dengan rakyatnya baik-baik saja, itu tidak akan," urainya.

Dia pun membandingkan perilaku Wahidin dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mau menemui buruh.

"Gubernur lain, ketika rakyatnya datang, mau menemui. Enggak usah jauh-jauh kayak Gubernur DKI Jakarta yang duduk bareng di tanah dengan buruh, enggak usah sejauh itu," ucapnya.

Baca juga: Kapolda Banten Sayangkan Kantor Gubernur Wahidin Halim Kosong Saat Digeruduk Pedemo

"Tapi setidaknya datang, temui, ini kan enggak pernah selama lima tahun masa kepemimpinan beliau," sambung Intan.

Dia pun meminta Wahidin agar melakukan instropeksi diri mengapa buruh sampai memasuki ruang kerjanya.

"Makanya seharusnya gubernur bisa dong instropeksi dirinya, kenapa sampai terjadi nih kawan-kawan masuk kantor gubernur," tutur Intan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com