Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik Sebut Pembebasan Lahan untuk Normalisasi Sungai Terkendala Keinginan Pemilik Naikkan Harga

Kompas.com - 11/03/2022, 19:40 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik mengatakan, normalisasi sungai yang mandek disebabkan oleh warga pemilik lahan yang meminta ganti rugi jauh lebih tinggi dari nilai jual obyek pajak (NJOP).

"Misalnya kita sudah tetapkan lahan dari sini sampai sini akan dibebaskan, terus yang punya tanah pasti harganya minta naik," ujar Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (11/3/2022).

Taufik menyampaikan, harga yang diminta oleh pemilik lahan tersebut tidak sesuai dengan plafon anggaran Pemprov DKI Jakarta.

Baca juga: Wagub DKI Sebut Sisa Dana PEN Rp 371 Miliar Akan Digunakan untuk Pembebasan Lahan Normalisasi

Lagi pula, anggaran pengadaan lahan dengan pembebasan di bantaran sungai, kata Taufik, harus sesuai dengan NJOP yang ditentukan oleh tim asesmen.

Langkah untuk melakukan konsinyasi dalam pembayaran ganti rugi juga sulit dilakukan.

Politikus Partai Gerindra ini menyebutkan, penitipan uang ganti rugi di pengadilan bisa dilakukan apabila proses pembebasan lahan sudah masuk ke ranah sengketa.

"Kita mau taruh (uang ganti rugi) di pengadilan, ya mesti menempuh sengketa dulu, memang gampang ngucapinnya, tapi kan mesti ada proses," kata Taufik.

Baca juga: Anies Cabut Upaya Banding Putusan PTUN, Penggugat: Meski Plin-plan, tapi Kami Lega

Adapun proses pembebasan lahan untuk normalisasi sungai kembali dijalankan Pemprov DKI Jakarta pada 2021 menggunakan dana pinjaman pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah pusat.

Pinjaman senilai Rp 1,1 triliun tersebut sudah digunakan 66 persen dan tersisa Rp 371 miliar.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, ada tujuh lokasi yang menjadi prioritas pembebasan lahan, yaitu di wilayah Kelurahan Cawang, Rawajati, Kebon Baru, Manggarai, Pengadegan, Bidara Cina, dan Kampung Melayu.

Dari tujuh titik, dua di antaranya yaitu Cawang dan Rawajati, sudah dibebaskan sejak 2021.

"Tadi saya laporkan yang di Cawang (sudah) kami bebaskan, kami mulai (normalisasi) dengan Kementerian PUPR," kata Yusmada, Selasa (1/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com