Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Pulang ke Lampung, ART Terduga Penganiaya Anak di Cengkareng Ditangkap

Kompas.com - 18/03/2022, 15:19 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap asisten rumah tangga (ART) berinisial ANI (29), terduga pelaku penganiayaan anak berusia di bawah lima tahun, di Cengkareng, Jakarta Barat. ANI sempat pulang ke Provinsi Lampung.

"Tadi pagi, kami sudah mengamankan ART, terduga pelaku yang kedua, di Lampung Utara. Hari ini masih dalam perjalanan ke sini," kata Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Cengkareng, Kompol Ardhie Demastyo, Jumat (18/3/2022).

Baca juga: Satu dari Dua ART yang Tampar hingga Seret Balita di Cengkareng Melarikan Diri ke Lampung

Dengan demikian, dua terduga pelaku penganiayaan anak telah diamankan. Sebelumnya, salah satu ART, INA (19) diamankan di tempat kejadian atau kediaman majikannya.

"Setelah mendapat laporan itu kita langsung amankan pelaku pertama yang bernama INA," kata Ardhie.

"Dengan demikian, kedua pelaku utama sudah kita amankan. Tidak sampai 12 jam sejak dilaporkan, sudah kita amankan," lanjut Ardhie.

Ardhie menjelaskan, kedua ART baru bekerja selama beberapa bulan sebagai pengasuh tiga anak.

"INA sudah bekerja selama enam bulan. Sedangkan ANI baru dua bulan bekerja," pungkas Ardhie.

Baca juga: ART Tampar hingga Seret Anak Majikan di Cengkareng, Terungkap dari Rekaman CCTV Komplek

Ia mengatakan, ibu korban, mempekerjakan keduanya berdasarkan rekomendasi seorang kerabat.

Adapun penganiayaan yang diduga dilakukan INA dan ANI terungkap melalui kamera pengawas CCTV di kompleks perumahan.

Dalam rekaman, tampak dua ART tersebut menganiaya satu anak berusia 3 tahun dan dua anak kembar berusia 1,5 tahun.

Mereka menampar, mencubit dan menyeret ketiga anak itu.

Sementara itu, ibu korban, VE, menuturkan bahwa dia tidak mencurigai INA dan ANI yang sudah bekerja selama beberapa bulan.

Baca juga: Temukan Memar di Pipi Anak, Ibu Korban Penganiayaan: Kata ART Habis Lari-larian

Namun, ia sempat menyadari adanya keanehan pada anaknya yang berusia tiga tahun. Saat itu, dia melihat ada memar merah di wajahnya.

"Tapi kata ART saya dia habis lari-larian jadi wajahnya merah, tapi pas ditanya anak saya cuma bisa nangis saja," kata VE kepada wartawan.

Ia pun baru mengetahui penganiayaan tersebut setelah tetangganya memberitahukan soal rekaman CCTV tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com