Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekad Yahya Edward Jadi Guru Mengaji, Ingin Hidup Bermanfaat bagi Orang Lain

Kompas.com - 14/04/2022, 06:25 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Nilai hidup yang tertanam sejak dini dalam diri Yahya Edward Hendrawan membuatnya bertekad untuk menjadi guru mengaji.

Pria yang tinggal di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, ini telah menjadi guru mengaji selama 20 tahun.

Yahya ingin hidupnya bermanfaat bagi orang lain. Ini menjadi motivasi Yahya menjadi seorang guru ngaji.

"Karena aku pengin setidaknya hidup ini bermanfaat bagi orang lain, buat bekal di akhirat nanti," tutur pria 39 tahun itu, kepada Kompas.com, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Mengenal Yahya Edward Hendrawan, Guru Ngaji Berkostum Badut yang Mengajar Anak-anak di Panti Asuhan

Ketika Yahya masih kecil, orangtuanya selalu menekankan soal pentingnya beribadah.

Orangtua Yahya berpesan, jika ada hal yang tak bisa diraih di dunia, setidaknya ada hal yang bisa dicapai di akhirat nantinya.

"Orangtua aku petani. Cuma, orangtua aku berpesan, 'tong gue udah geblek sama agama. Gue pengin lu ngaji'. Orangtua saya bukan, 'tong lu udah sekolah?', bukan," tutur dia.

"Tapi, 'tong lu udah ngaji, udah sembahyang?'. Itu yang utama. 'Kalau lu enggak dapat di dunia, minimal lu dapet di akhirat tong'," kata Yahya.

Dia mengakui, orangtuanya tidak sanggup untuk membiayai sekolah hingga ke jenjang yang tinggi.

Karena hal itu dan nilai beribadah yang ditanamkan kepada dirinya, Yahya kerap disuruh mengikuti majelis taklim atau pengajian.

Dari satu pengajian ke pengajian lain sudah dia tekuni sejak berada di sekolah menengah pertama (SMP).

Yahya muda tidak belajar mengaji di kediamannya, melainkan di tempat guru mengaji.

Orangtuanya yang selalu mengantarkan Yahya ke tempatnya belajar mengaji, setelah menunaikan ibadah magrib.

"Pokoknya magrib itu sudah enggak boleh kelayaban. Magrib itu harus ada di rumah. Selesai shalat magrib, ngaji," akuinya.

"Itu didikan orangtua saya. Alhamdulillah bisa bermanfaat bagi orangtua saya dan keluarga yang saat ini saya jalankan," sambung dia.

Yahya Edward Hendrawan, berkostum badut saat mengajar mengaji di Taman Baca Badut Syariah, Kawasan Pinang, Kota Tangerang, Jumat (30/4/2021). Yahya mengenakan kostum badut setiap mengajar baca-tulis Al-Quran sejak tahun 2010.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Yahya Edward Hendrawan, berkostum badut saat mengajar mengaji di Taman Baca Badut Syariah, Kawasan Pinang, Kota Tangerang, Jumat (30/4/2021). Yahya mengenakan kostum badut setiap mengajar baca-tulis Al-Quran sejak tahun 2010.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com