Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Rumah Kehilangan Akses Jalan akibat Pembangunan Tembok SMKN 69, Ini Tanggapan Camat

Kompas.com - 22/04/2022, 21:55 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Timur angkat bicara mengenai akses jalan yang tertutup ke puluhan rumah di Cakung, Jakarta Timur, akibat pembangunan tembok SMKN 69 Jakarta.

Camat Cakung Fadjar Eko Satrio mengeklaim bahwa hal tersebut sudah disosialisasikan ke puluhan warga terdampak dan mereka tidak mempermasalahkannya.

"Yang komplain cuma satu warga saja," kata Fadjar Eko, Jumat (22/4/2022). Satu warga yang dimaksud Fadjar Eko adalah Bresman Marbun (69).

"Sebenarnya tidak ketutup (akses jalannya), yang bersangkutan ada jalan lain, cuma agak mutar dikit," imbuhnya.

Tembok itu diketahui menutup akses jalan puluhan rumah yang berlokasi di RT 011 RW 007 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung.

Baca juga: Pembangunan Tembok SMKN 69 Jakarta Tutup Akses Jalan ke Puluhan Rumah di Cakung

Karena hanya ada satu keluarga yang protes, maka pembangunan tembok sekolah tetap akan dilanjutkan, ujar Camat Cakung tersebut.

Ditemui secara terpisah, Bresman Marbun mengatakan bahwa ia kehilangan akses ke Jalan Swadaya Rawabadung sejak 14 April 2022, saat tembok sekolah mulai dibangun.

Ia dan keluarganya harus melewati dapur atau kamar mandi rumah tetangga untuk bisa mengakses jalan utama.

"Saya bisanya lewat dapur sama kamar mandi orang," ujar Marbun saat ditemui di lokasi, Jumat.

Marbun mengatakan, ada sekitar 10 rumah yang terdampak pembangunan tembok SMKN 69.

Baca juga: Penangkapan Ujang Sarjana, Ditangkap karena Diduga Menolak Pungli lalu Keluarganya Mengadu ke Jokowi

"Yang terdampak langsung ada sekitar 10 rumah. Di samping rumah saya ada tiga rumah ditembok. Cuma mereka enggak bersuara," kata Marbun.

Pantauan di lokasi, selain rumah milik Marbun, ada beberapa rumah yang dimundurkan akibat pembangunan tembok SMKN 69.

"Yang rumah mundur akibat pembangunan tembok lebih banyak lagi. Bekasnya masih itu tembok," tutur Marbun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com