JAKARTA, KOMPAS.com - Aisyah (33) mengaku takut dengan kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang menyebar belakangan ini.
Apalagi, Aisyah kini memiliki seorang anak berumur 6 tahun yang usianya rentan terpapar penyakit radang hati itu.
"Takut. Kasusnya katanya sudah makin banyak. Khawatir banget karena anakku range umurnya (yang banyak terkena hepatitis akut)," ujar Aisyah kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2022).
Baca juga: Masyarakat Jakarta Utara Diminta Segera Lapor jika Rasakan Gejala Hepatitis Akut Misterius
Selain khawatir dan takut, Aisyah juga mengaku masih bingung bagaimana mencegah dan menangani penyakit tersebut.
Bahkan sepengetahuannya, apabila terkena penyakit tersebut harus ditangani dengan melakukan transpalantasi hati.
"Masih bingung, kalau ketahuan lebih awal penanganannya bagaimana? Soalnya yang digembar-gembor hanya cuci tangan pakai sabun dan jangan berbagi alat makan," kata dia.
Baca juga: 163 Anak di Inggris Kena Hepatitis Akut Misterius, 11 Butuh Transplantasi Hati
Ditambah lagi, kata Aisyah, gejala awal hepatitis akut tersebut mirip dengan hepatitis biasa.
Hal itu pun membuat Aisyah semakin ketakutan, apalagi pandemi Covid-19 pun masih terus menghantui.
"Saya harap informasi soal alur penanganannya segera diberitahukan ke masyarakat, pencegahan, gejala, kalau kejadian kita harus bagaimana dan kemana, kegawatannya gimana," ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, dari 21 dugaan kasus hepatitis akut yang ditemukan di Jakarta, mayoritas berusia di bawah 16 tahun.
"Dari 21 kasus, 14 orang termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," ujar Riza dalam keterangan, Kamis (12/5/2022).
Sedangkan tujuh orang lainnya, kata Riza, berusia di atas 16 tahun lebih.
Riza menjelaskan 14 orang yang berusia kurang dari 16 yahun tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis.
"Belum semua lengkap jenis pemeriksaan Hepatitis A-E sehingga semua masih berstatus pending clasification," tutur Riza.
Sedangkan tujuh orang lain berusia 16 tahun lebih, sehingga tidak masuk kriteria WHO sebagai kewaspadaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Untuk mengantisipasi kasus tersebut terus meluas, Pemprov DKI Jakarta memerintahkan seluruh jajaran tenaga kesehatan di tingkat rumah sakit dan puskesmas untuk melaporkan perkembangan penyakit hepatitis yang terdata.
Begitu juga dengan jajaran administrasi Pemprov DKI Jakarta di tingkat adminstriasi Kota/Kabupaten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.