Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Jakarta Utara Diminta Segera Lapor jika Rasakan Gejala Hepatitis Akut Misterius

Kompas.com - 13/05/2022, 10:24 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Jakarta Utara diminta melapor kepada petugas kesehatan apabila merasakan gejala diduga hepatitis akut misterius.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Arief Wahyudi mengatakan, hal tersebut agar penyakit yang dialami pasien bisa dapat dideteksi.

"Pencegahan dan pengendalian penyakit baik dari fasilitas kesehatan pasien untuk melaporkan apabila mengalami gejala, agar kasus kasus-kasus dugaan hepatitis akut dapat dideteksi secara cepat," kata Arief, Jumat (13/5/2022).

Baca juga: 24 Anak di Jakarta Alami Gejala Hepatitis, Belum Dikategorikan Hepatitis Akut Misterius

Dengan demikian, ujar dia, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan dapat melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap penyakit tersebut.

Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan penyakit yang pertama kali ditemukan di Inggris itu.

Selain itu, Arief juga menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan promosi kesehatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit hepatitis tersebut.

Baca juga: 24 Anak di Jakarta Alami Gejala Hepatitis, Belum Dikategorikan Hepatitis Akut Misterius

Antara lain agar masyarakat rajin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, dan menghindari kontak dengan orang sakit.

"Salah satu pencegahannya dengan mengonsumsi makanan sehat dan bersih," kata Arief.

Kemudian masyarakat juga diharap agar menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dengan orang lain, serta menghindari keramaian atau kerumunan.

Adapun beberapa gejala hepatitis akut misterius yang muncul awal adalah mual, muntah, diare berat, dan demam ringan.

Beberapa gejala lanjutan antara lain air kencing yang berwarna pekat seperti teh, feses berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, gangguan pembekuan darah, kejang, dan kesadaran menurun.

"Masyarakat agar tetap tenang namun waspada. Jika muncul gejala awal, jangan panik. Segera bawa pasien ke puskesmas dan rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lanjutan," kata dia.

Selain itu, Arief juga mengingatkan agar masyarakat tidak menunggu muncul gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning agar penanganannya tidak terlambat.

"Jika terjadi penurunan kesadaran, segera bawa pasien ke rumah sakit dengan fasilitas Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ ICU) Anak," ujar Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan, setiap kasus dugaan hepatitis akut terutama pada anak usia 0-16 tahun membutuhkan pemeriksaan secara klinis oleh dokter.

Oleh karena itu, dianjurkan agar masyarakat langsung memeriksa kondisi pasien ke fasilitas kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com