Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Ucapan Bupati Kepulauan Seribu soal Helipad, Ketua DPRD DKI: Mana Ada Tarif Helikopter Lebih Murah!

Kompas.com - 13/07/2022, 11:59 WIB
Sania Mashabi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengkritik penjelasan Bupati Kepulauan Seribu mengenai helipad di Pulau Panjang.

Prasetio utamanya mengkritik ucapan Junaedi yang menyebutkan bahwa pembaharuan helipad dilakukan untuk menarik pengunjung datang ke Pulau Panjang.

Menurut Junaedi, berangkat ke Pulau Panjang menggunakan helikopter lebih murah dibandingkan menggunakan kapal motor atau boat.

"Sekarang mana ada tarif helikopter lebih murah daripada boat! Cek di aplikasi perjalanan, (tarif helikopter) paling murah itu Rp 5 juta, itu pun dengan durasi singkat, paling berapa menit. Ngawur, harusnya seorang Bupati paham aturan," kata Prasetio dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Bupati Kepulauan Seribu: Pulau Panjang Lebih Murah Dicapai dengan Helikopter Ketimbang Kapal

Selain itu, Prasetio juga menyoroti pengakuan Junaedi yang mengatakan bahwa dana pembangunan helipad berasal dari perorangan berupa corporate social responsibility (CSR).

Menurut Prasetio, CSR biasanya didapatkan dari perusahaan sebagai bentuk kontribusi untuk lingkungan sekitar.

"Mana ada perorangan kasih CSR," ujar Prasetio.

Oleh karena itu, politikus PDI-P ini menegaskan bahwa setiap pemanfaatan pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu harus sesuai ketentuan.

Baca juga: Bupati Kepulauan Seribu Jelaskan Fungsi Helipad di Pulau Panjang Selama Ini...

Dengan begitu, kata dia, akan ada syarat-syarat termasuk perizinan yang harus dipenuhi perorangan atau perusahaan jika ingin menggunakan fasilitas milik pemerintah.

"Sekarang gini, kamu punya rumah terus dimasukin orang enggak kulonuwun, langsung saja jualan di teras rumah, apa bisa diterima," kata Prasetio.

"Ini pemanfaatan aset loh, masa enggak ada kontribusinya buat PAD (pendapatan asli daerah) ke kami (Pemprov DKI). Sekarang dia bilang mau usul bikin aturannya, itu setelah saya sidak. Kemarin ke mana saja," imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Junaedi menyebutkan, Pulau Panjang yang ada di wilayahnya lebih murah dijangkau dengan menggunakan helikopter ketimbang kapal laut.

Baca juga: Bupati Sebut Helipad di Pulau Panjang Kepulauan Seribu untuk Tarik Wisatawan

Hal itu dinyatakan Junaedi saat menghadiri rapat evaluasi serapan anggaran triwulan ke-II Tahun Anggaran 2022 di Ruang Rapat Komisi A DPRD DKI Jakarta, Senin (11/7/2022).

Junaedi menyebutkan bahwa nantinya Pulau Panjang akan menjadi salah satu destinasi wisata religi karena ada Masjid Sultan Mahmud Zakaria di sana.

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono pun mempertanyakan apakah wisatawan rela naik helikopter untuk menuju Pulau Panjang.

"Sebenarnya lebih murah (naik helikopter) kalau dibanding sewa kapal boat. Kalau untuk satu helikopter itu Rp 6 juta-Rp 7 juta buat enam orang. Kalau boat kan bisa lebih dari itu," papar Junaedi saat rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com