Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redup Mata Ibu Menanti Kedatangan Jenazah Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur

Kompas.com - 19/07/2022, 17:30 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti kediaman Mohamad Ruslan (43), salah satu korban kecelakaan truk Pertamina di Cibubur, Jalan Transyogi wilayah Bekasi, Jawa Barat.

Rumah duka yang terletak di Gang Nasib, Palmerah, Jakarta Barat, sudah mulai diisi dengan kursi-kursi plastik berwarna biru dan terpal merah yang menutupi gang.

Di depan rumah sederhana tersebut, ibunda Ruslan, Rumiyati (60), duduk sembari menatap ke arah tak menentu. Matanya redup, menatap luar gang, ia menanti jenazah anak sulungnya setiap saat.

Baca juga: Adik Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur: Ibu Belum Tahu, Bingung Kabarinya, Takut Serangan Jantung

"Gimana ya namanya anak pertama. Saya disuruh makan dari semalam, tapi saya enggak mau. Saya mau ngelihat dia, biarin dianya sudah enggak ada, tapi saya mau lihat buat yang terakhir kali," ungkap Rumiyati saat ditemui di rumah duka, Selasa (19/7/2022).

Rumiyati mengenang kali terakhir Ruslan mengecup tangan kanan dengan hidungnya. Saat itu, Ruslan hendak berangkat bekerja sebagai kurir laboratorium dental ke Cibubur.

"Dia jalan jam setengah 10 pagi, dia cium tangan, dia minta doa, 'Mak, doain ya biar selamat, biar kerjanya lancar'," kenang Rumiyati.

Baca juga: Ayah Ungkap Sosok Ardi, Korban Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur: Sifat Baiknya Suka Menolong

Rumiyati tak pernah menyangka, pertemuan itu adalah kali terakhir ia melihat anak sulungnya.

Ia mengatakan, Ruslan sudah tidak ada kabar lagi setelah berangkat kerja. Entah bagaimana, Rumiyati merasakan kegundahan besar di malam hari.

"Sampai jam 2, jam 3, subuh enggak pulang juga. Hati sudah degdegan, saya tahajud, doa-doa semoga anak saya sehat-sehat," kata Rumiyati.

Baca juga: Ayah Korban Kecelakaan di Cibubur Kaget Tonton Berita Ada Pelat Nomor dan Helm Anaknya di Kolong Truk Pertamina

Kegundahan Rumiyati memuncak ketika menantunya memberi kabar keadaan Ruslan pagi tadi.

"Sampai akhirnya menantu saya bilang, 'Mak, Ruslan enggak pulang'. Saya langsung nangis dah tuh, sudah enggak tahan air mata," kata Rumiyati.

Sejak saat itu, ia dan keluarga pun menanti kedatangan jenazah Ruslan yang dijemput anak ketiganya di RS Polri Kramatjati.

Sementara itu, hingga pukul 17.12 WIB, jenazah Ruslan masih belum tiba di rumah duka. Pihak keluarga terlihat sedang menyiapkan pemakaman jenazah.

Rumiyati berujar, rencananya jenazah Ruslan akan dimakamkan satu liang dengan sang ayah di TPU Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com