Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Dianiaya Teman hingga Tewas, Pondok Pesantren Diminta Perketat Pengawasan dan Pasang CCTV di Kamar

Kompas.com - 09/08/2022, 13:57 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Tangerang diminta lebih memperketat pengawasan setelah terjadinya kasus santri yang tewas dianiaya.

Sebagai informasi, santri berinisial BD (15) tewas usai dianiaya teman seangkatannya, RE (15), pada Minggu (7/8/2022).

Kepala Seksi Pondok Pesantren Kemenag Tangerang, Joni Juhaemin mengaku sudah mendatangi ponpes tersebut pada Senin (8/8/2022).

Baca juga: Santri Dianiaya di Pondok Pesantren di Tangerang, Orangtua Baru Diberitahu Usai Korban Tewas

Saat kunjungan, pihaknya meminta keterangan langsung kepada pondok pesantren terkait kejadian perkara.

"Sudah ke sana, kami sudah menanyakan kepada mereka, ke kepala sekolahnya langsung dan pihak terkait," ujar Joni saat dihubungi, Selasa (9/8/2022).

Selain itu, pihaknya juga mengecek langsung terkait pengawasan di pondok pesantren tersebut.

Joni menuturkan, tak ada bukti rekaman saat perkelahian yang berujung meninggalnya BD lantaran tidak ada kamera CCTV di kamar santri ponpes.

Karena itu, Joni meminta pihak ponpes untuk meningkatkan pengawasan, termasuk memasang CCTV di setiap ruangan, tak terkecuali kamar santri.

Baca juga: Santri Tewas Dianiaya Temannya di Tangerang, Keluarga Duga Ada Kelalaian Pondok Pesantren

"Keinginan kami di kamar santri itu dipasang CCTV juga di setiap kamar, khawatir terjadi hal-hal tidak terkontrol," jelas Joni.

Ia juga meminta agar setiap kamar diawasi langsung oleh seorang pengasuh atau ustaz sebagai pengawas.

"Yang lebih jelas pengawasan di kamar itu harus ada ustadz di situ. Satu pintu kalau bisa satu orang yang nunggu, biar efektif di situ ada ustadnya atau pengasuhnya," lanjut Joni.

Sebelumnya diberitakan, Kapolsek Cisoka AKP Nur Rokhman mengatakan, kejadian itu berawal pada Minggu pagi sekitar pukul 06.15 WIB.

Saat itu, pelaku RE hendak menanyakan jadwal pelajaran kepada teman sekamar BD, yaitu DS.

Baca juga: Kala Kecelakaan Kecil di Kamar Mandi Berujung Petaka, Santri di Tangerang Serang Teman Membabi-buta hingga Berakhir Tewas

Pelaku kemudian mendatangi kamar nomor 6, yang merupakan kamar BD dan DS.

Ketika itu, BD dan DS sedang mandi pagi, lalu pelaku membuka pintu kamar mandi dengan cara mendorongnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com