JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali mengatakan pembangunan sumur resapan di ibu kota perlu dilanjutkan karena dapat mengurangi potensi banjir.
"Memang (sumur resapan) perlu untuk kami lakukan terus-menerus," kata Marullah Matali di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (28/9/2022).
Baca juga: Anies Masukkan Sumur Resapan Pengendali Banjir ke Pergub RDTR
Ia mengakui beberapa upaya penanganan banjir di antaranya sumur resapan dan biopori belum secara langsung dan signifikan mengendalikan banjir. Meski begitu, pengaruh berkurangnya banjir dirasakan di lingkungan lokal.
"Kami lagi hitung berapa persennya tapi paling tidak itu punya pengaruh. Paling tidak di lingkungan lokal sekitarnya itu akan berpengaruh," kata dia.
Adapun pembangunan sumur resapan masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah Jakarta (RPD) 2023-2026.
Dalam RPD itu disebutkan penanganan banjir Jakarta tidak lagi hanya membuat atau meluruskan aliran sungai dengan konstruksi beton.
Air yang mengalir dari selatan Jakarta ke muara di utara dapat ditahan lebih lama melalui pembangunan waduk dan sumur resapan di selatan.
Selain di RPD, sumur resapan juga masuk dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) wilayah perencanaan DKI Jakarta yang diterbitkan Gubernur DKI Anies Baswedan pada 27 Juni 2022.
Program sumur resapan pengendali banjir tertuang dalam Pasal 51 ayat 2 Pergub Nomor 31 Tahun 2022 tentang RDTR.
Baca juga: Antisipasi Banjir di Pasar Induk Cipinang, Anies Bangun 583 Sumur Resapan
Dalam Pergub itu disebutkan sistem pengendalian banjir terdiri atas bangunan pengendalian banjir dan jaringan pengendalian banjir.
Kemudian, bangunan pengendalian banjir dirinci kembali yang terdiri atas rumah pompa dan bangunan peresapan. Adapun sumur resapan air hujan itu masuk dalam bangunan peresapan.
Selain sumur resapan, ada juga kolam resapan, biopori, kolam retensi dan bak penampungan air hujan.
Kendati demikian, sebelumnya DPRD DKI mencoret anggaran pembangunan sumur resapan pada 2022 lantaran dinilai tak efektif mengatasi banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.