Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Mengusung Anies Jadi Capres, Pengamat: Langkah Berat Partai Merangkul Basis Akar Rumput

Kompas.com - 05/10/2022, 14:36 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada Senin (3/10/2022).

Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai partai Nasdem mengambil keputusan yang sangat berani dan selalu terdepan dalam mengambil momentum politik.

Menurut Pangi, partai Nasdem dan Surya Paloh tentu saja sudah menghitung, mengkalkulasi secara matematika politik, mengkaji secara terukur, keputusan untuk mengusung Anies sebagai capres.

Baca juga: Nasdem Deklarasikan Anies Capres, M Taufik: Bagus Dong, Mencalonkan Orang Baik

Adapun Anies merupakan salah satu kandidat dalam bursa bakal capres Nasdem bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Andika Perkasa.

"Surya Paloh piawai dalam mengambil keputusan strategis baik di level pemilihan presiden maupun kepala daerah. Namun apakah keputusan politik beliau selalu tepat?" ujar Pangi kepada Kompas.com. Rabu (5/10/2022).

Pangi berpandangan jam terbang Surya Paloh dalam konteks king maker mahir dalam membaca momentum politik. Kendati demikian, kata dia, ada yang punya pandangan bahwa keputusan mengusung Anies maka basis akar rumput (grassroot) Nasdem akan melemah.

"Nasdem berpotensi ditinggal pemilihnya sendiri karena terjadinya split ticket voting. Hal ini terjadi karena ketidaksesuaian antara pilihan elite dengan suara akar rumput," kata Pangi.

Perilaku pemilih Nasdem ini, kata Pangi, terlihat dari hasil survei Voxpol Center pada Juli lalu menunjukkan basis pemilih Indonesia Timur Nasdem lebih signifikan memilih Ganjar sebesar 78,8 persen, Anies sebesar 36,7 persen.

Sebaliknya Anies Baswedan justru unggul di DKI Jakata, Jawa Barat, dan Banten sebesar 81,3 persen. Ada potensi Nasdem melakukan penetrasi melebarkan wilayah basis pemilihnya. Dalam hal ini, kepiawaian Nasdem membaca peta politik bakal diuji.

Baca juga: Survei Sebut Warga Jakarta Ingin Merdeka dari Polarisasi Usai Anies Tak Lagi Menjabat Gubernur

"Dengan kata lain, kunci kemenangan pemilu legislatif sangat ditentukan seberapa besar efect kandidasi capres ikut mendongkrak elektabilitas partai," kata dia.

Memahami logika ini, Pangi mengatakann partai Nasdem akan berupaya sekeras mungkin untuk membangun identitas Nasdem yang seolah kongruen dan sebangun dengan Anies.

Semakin tinggi identitas bahwa Anies adalah Nasdem dan Nasdem identik dengan Anies maka peluang Nasdem untuk mendapatkan insentif efek ekor jas pada kelender pemilu serentak nanti akan semakin besar.

Namun sebaliknya jika Nasdem gagal dalam stempel identitas Anies, maka tidak akan memberikan dampak elektoral yang signifikan terhadap pertumbuhan elektoral Nasdem. "Malah akan berpotensi sebagai pemantik konflik di internal partai," ujar Pangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com