Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Patung Selamat Datang yang Kini Kembali Populer karena Revitalisasi Halte Bundaran HI...

Kompas.com - 10/10/2022, 06:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Popularitas Patung Selamat Datang yang berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, kembali naik daun.

Penyebabnya, karena banyaknya warga ibu kota yang melintasi Halte Transjakarta Bundaran HI menyempatkan diri untuk melakukan sesi foto dengan latar belakang Patung Selamat Datang.

Patung sepasang manusia, pria dan wanita, yang sedang melambaikan tangan dan menggenggam bunga tersebut berdiri di atas penyangga di tengah kolam Bundaran HI.

Keduanya bak sedang menyapa siapa saja yang sedang melewatinya dari arah tugu Monumen Nasional (Monas). Gestur dan mimik patung dengan nama resmi "Monumen Selamat Datang" itu selaras dengan tujuan pembangunannya, yakni untuk menyambut peserta Asian Games ke-IV di Jakarta pada tahun 1962.

Baca juga: Kala Warga ke Halte Bundaran HI Hanya untuk Foto Berlatar Patung Selamat Datang...

Sudah banyak literatur yang menceritakan kisah mengenai pembangunan patung yang digagas Presiden pertama RI Soekarno itu.

Namun, generasi muda saat ini bisa jadi tidak banyak yang tahu bahwa Patung Selamat Datang didesain oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu, yang juga seorang seniman, Henk Ngantung.

Permintaan Soekarno

Konservator dari Pusat Konservasi Cagar Budaya DKI Jakarta Sukardi mengatakan, pada 1962, Soekarno sendirilah yang meminta Henk Ngantung untuk membuatkan pra-desain patung tersebut.

Soekarno menginginkan agar patung itu menggambarkan keterbukaan bangsa Indonesia, menyambut para olahragawan yang datang dari berbagai negara.

Baca juga: Belum Resmi Beroperasi, Warga Antre Foto-foto di Halte Bundaran HI Berlatar Patung Selamat Datang

Henk Ngantung mendesain patung tersebut layaknya muda-mudi yang riang gembira menyambut para peserta yang datang. Bunga yang ada di genggaman patung merupakan simbol persahabatan atas kedatangan para peserta Asian Games.

Pelaksanaan pembuatan dilakukan oleh tim pematung keluarga Arca di bawah pimpinan Edhi Sunarso dengan anggota lainnya, yaitu Trisni, Askabul, Sarpomo, Moh Mudjiman, Suardhi, dan Suwandi.

Pada saat Soekarno meninjau pembuatan patung di sanggar Edhi di Karangwuni, ia melihat ukuran patung tersebut terlalu besar, yaitu 7 meter. Soekarno lalu meminta agar ukuran patung diperkecil.

"Maka, dibuat kembali sebagai mana bentuk sekarang dengan ukuran 5 meter," ujar Sukardi, saat berbincang dengan Kompas.com.

Baca juga: Saat Pesona Patung Selamat Datang Terhalang Halte Transjakarta, Anies Perintahkan Jalan Terus...

Soekarno minta agar patung diletakan di sekitar Hotel Indonesia yang pada saat itu merupakan gerbang masuk Jakarta.

Pemilihan lokasi patung yang menghadap utara dilakukan mengingat para Atlet yang datang dari Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat, yang berada di sebelah utara Bundaran HI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com