Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Sirup Anak Dilarang Beredar dan Dikonsumsi, Orangtua Tuntut Ini agar Tenang

Kompas.com - 20/10/2022, 22:16 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Beberapa orangtua di Kota Tangerang meminta pemerintah dan instansi terkait melakukan penelitian terhadap obat sirup produk-produk terbaru.

Tina (27), warga Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, setuju dengan kebijakan pelarangan peredaran obat sirup yang diduga ada kaitannya dengan penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak.

Namun, menurut Tina, obat sirup yang seharusnya diteliti bukan hanya produk-produk lama, melainkan juga produk-produk baru sebelum akhirnya diperbolehkan kembali untuk dikonsumsi anak-anak.

Baca juga: Obat Sirup Anak Dilarang Bikin Emak-emak Pusing

"Menurut gue, kalau emang penyakit ini dari obat sirup ada paracetamol atau apalah itu, coba teliti obat-obat yang terbaru juga," kata Tina kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

"Soalnya kalau obat penyebabnya itu obat lama, ya dari zaman dahulu anak-anak pada banyak sakit ginjal dong," tambah dia.

Pasalnya, ia juga merupakan orangtua siaga yang menyiapkan berbagai jenis obat sirup di rumahnya agar bisa digunakan sewaktu-waktu anaknya jatuh sakit.

Mulai dari vitamin, zat besi, paracetamol, obat batuk, obat sariawan, obat demam atau panas tinggi dan lain sebagainya tersedia.

"Vitamin sirup itu diminum setiap hari (oleh anak Tina). Bayangkan kalau penyakit itu dari sana, sakit semua dong anak orang," ujarnya.

Baca juga: Dinkes Kota Tangerang Sidak Penjualan Obat Sirup ke Apotek hingga Bidan

Senada dengan Tina, Fitri (29), warga Kelurahan Sukasari, berharap semua jenis obat-obatan yang dicurigai dan tidak dicurigai sekalipun bisa diteliti dengan baik.

"Ya, kita berharap semua jenis obat-obatan anak itu bisa diteliti dengan baik secepatnya ya," kata Fitri saat dihubungi terpisah.

Menurut Fitri, hasil penelusuran dan penelitian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan sangat dinantikan oleh para orangtua agar bisa tenang.

"Semoga segera ada hasilnya ya, supaya bisa tenang ini, gak cemas lagi," ujarnya.

Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi, per 18 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut, 99 anak meninggal dunia.

Baca juga: Gagal Ginjal Akut Merebak di Jakarta, Heru Budi Perintahkan RSUD dan Puskesmas Siaga

Infeksi gagal ginjal akut misterius pada anak ini belum ditemukan kasusnya di Kota Tangerang.

Dugaan gangguan ginjal akut misterius karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.

Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol (EG)

Sebagai antisipasi meningkatnya kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak itu, Kemenkes meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair atau sirup.

Selain itu, Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirup kepada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com