Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PSI Sentil Pemprov DKI yang Lamban Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

Kompas.com - 03/11/2022, 19:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI lamban dalam mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota.

Ia pun berharap, Pemprov DKI di bawah kendali Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono segera mengambil langkah strategis guna mencegah angka kasus semakin tinggi.

Baca juga: Tambah 4, IDI: Dokter Meninggal akibat Covid-19 Tembus 755 Orang

"Ini sudah jadi alarm bagi kita, lonjakan kasus di DKI seminggu terakhir cukup signifikan mencapai angka 38 persen," kata Anggara, dikutip dari Tribunjakarta.com, Kamis (3/11/2022).

"Saya minta Pemprov DKI tidak lengah dan segera ambil langkah intervensi," sambungnya.

Menurutnya, salah satu langkah yang perlu diambil ialah dengan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Untuk diketahui, capaian vaksinasi booster di DKI Jakarta hingga saat ini mencapai 5,1 juta jiwa. 

Angka ini masih jauh dibandingkan capaian vaksinasi dosis pertama yang sudah mencapai 12,6 juta jiwa dan dosis kedua di angka 10,8 juta jiwa.

Oleh karena itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI ini meminta agar capaian vaksinasi booster terus dikebut.

"Cakupan vaksinasi booster harus dikejar, kita sudah hampir satu tahun menjalankan vaksinasi ketiga ini, tapi cakupannya baru 60 sampai 70 persen," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan Dinas Kesehatan untuk tetap siaga menjaga ritme penanganan Covid-19. Apalagi, kasus Covid-19 kembali meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Satgas Covid-19 PB IDI Ungkap Dugaan Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19

Data yang diperoleh dari website tanggap Covid-19 DKI Jakarta (corona.jakarta.go.id), kasus aktif Covid-19 di ibu kota saat ini berada di angka 10.053 pasien.

Rinciannya, sebanyak 9.406 orang menjalani isolasi mandiri dan 647 pasien dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.

Kemudian, sebanyak 15.639 orang dilaporkan meninggal dunia dan 1.425.428 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

"Artinya kalau mulai ada kenaikan kasus harus bergerak mengambil langkah-langkah tertentu dalam kebijakan penanganan. Jangan tunggu kasus meledak baru kelimpungan merumuskan kebijakan," kata dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Gregetan Covid-19 di DKI Melonjak Lagi, PSI: Jangan Tunggu Meledak Baru Kelimpungan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com