Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Penganut Sekte Tertentu, Kriminolog: Jangan Sampai Ada Korban Lagi

Kompas.com - 15/11/2022, 17:09 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Larissa Huda

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala meragukan keluarga yang ditemukan pada Kamis (10/11/2022) di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, tewas akibat kelaparan

"Bayangkan, mati kelaparan itu susah sekali, menderita sekali. Lain ceritanya kalau kelaparan itu memang disengaja. Artinya ada niat dari orang lain untuk membuat orang itu lapar," tutur Adrianus dikutip dari Kompas TV, Selasa (15/11/2022).

Adrianus menduga ada keyakinan yang luar biasa kuat, seperti keyakinan spiritual mengenai dunia setelah mati, membuat keluarga itu bersedia untuk ke arah itu demi mencapai suatu kemuliaan.

Baca juga: Apa Itu Apokaliptik, Disebut Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres?

"Kalau orang sudah berpikir tentang dunia fana, maka hal-hal yang ada di dunia ini adalah sebuah cobaan. Nah, maka kelaparan dianggap sebagai suatu cobaan," tutur Adrianus.

Dugaan itu kemudian diperkuat dengan temuan polisi soal beragam buku dari berbagai macam agama. Apabila kemungkinan teori itu benar, Adrianus mendesak kepolisian untuk menelusuri kasus kematin ini hingga tuntas.

Menurut Adrianus, polisi mesti melacak apakah sumber inspirasi kematian itu berasal dari mereka sendiri atau ada yang mengajarkan.

Pasalnya, kata dia, berdasarkan peristiswa yang pernah terjadi dan berkaitan dengan bunuh diri itu selalu ada kelompok, pemimpin, dan gurunya.

"Kalau benar demikian, polisi perlu mengejarnya dan menyangkakan (perbuatan) mendorong orang (untuk) mati agar mereka tidak bisa melenggang karena bisa terjadi lagi pada orang-orang lain," tutur Adrianus.

Baca juga: Tukang Jamu Ungkap Kondisi Terakhir Kali Lihat Anak dari Keluarga yang Tewas di Kalideres, Berubah Kurus dan Pucat

Keyakinan keluarga di Kalideres pennganut sekte tertentu juga disimpulkan Adrianus lantaran waktu kematian yang berbeda-beda.

"Jadi saya berpikir bahwa pasti ada yang mati duluan dan itu adalah orang yang dipaksa, baru kemudian yang lain mengikuti," kata dia.

Kendati demikian, Adrianus tidak menutup kemungkinan perbedaan waktu tewas juga bisa dipengaruhi usia modalitas tubuh yang bergantung pada bobot tubuh dan usia seseorang.

Penemuan satu keluarga tewas ini berawal ketika ketua RT setempat mencium bau busuk dari dalam rumah korban, Kamis (10/11/2022) sekitar pukul 18.00.

Ketua RT pun melapor ke Kepolisian Sektor (Polsek) Kalideres soal temuan bau busuk itu. Bersama dengan polisi, ketua RT akhirnya memaksa masuk ke dalam rumah tersebut.

Ketika pintu utama dibuka, petugas mendapati empat mayat di tiga ruangan berbeda yakni ruang tamu, kamar tengah dan ruang belakang.

Baca juga: Meninggal Belakangan, Anak Saksikan Orangtua di Kalideres Hembuskan Napas Terakhir?

Empat orang itu antara lain Rudyanto Gunawan (71) berstatus sebagai suami; Reny Margarethan Gunawan (68) berstatus sebagai istri; Dian Febbyana (42) berstatus anak; dan Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.

Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan fakta bawah tidak ada asupan makanan ataupun minuman di dalam lambung para korban.

Selain itu, petugas juga tidak menemukan tanda kekerasan benda tumpul atau benda tajam di sekujur tubuh korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com