Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres Terungkap, Rumahnya Masih Dipasangi Garis Polisi

Kompas.com - 10/12/2022, 21:49 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Misteri penyebab kematian satu keluarga yang membusuk di rumah kawasan Kalideres, Jakarta Barat terkuak.

 

Menurut pihak Polda Metro Jaya, keempat anggota keluarga itu meninggal dunia karena penyebab yang wajar, yakni sakit.

Tepat satu bulan sejak jenazah mereka ditemukan, rumah yang beralamat di blok AC5, nomor 7, Citra Garden 1 itu masih dipasangi garis polisi meski tanpa penjagaan petugas, Sabtu (10/12/2022).

Baca juga: Keluarga di Kalideres Meninggal karena Sakit, Tetangga: Kalau Saya Tahu, Bisa Saya Tolong

Menurut Ketua RT 007 RW 015 Asiung, belum ada informasi terkait kepemilikan rumah tersebut nantinya setelah ditinggalkan tuannya.

"Belum ada info. Itu nanti urusan keluargalah. Masalah kepemilikan rumah kan (haknya) milik keluarga," kata Asiung saat ditemui di kediamannya, Sabtu.

Area rumah itu masih tertutup rapat. Pagar besi berwarna cokelat di rumah itu masih dilapisi plastik berlapis.

Bau busuk pun tak lagi tercium dari rumah itu. 

Warga sekitar juga sudah beraktivitas seperti biasa meski tak bisa dipungkiri bahwa peristiwa yang menimpa tetangga mereka masih menghantui pikiran.

"Saya masih enggak nyangka. Sebulan ini saya terus mengingat-ingat. Saat saya beraktivitas beberapa bulan ini, ternyata tetangga saya sudah enggak ada, dan mayatnya masih di dalam rumah, tepat di tembok sebelah saya," ujar tetangga sebelah korban, Tio (58) saat ditemui, Sabtu.

Baca juga: Warga Lega Misteri Kematian Keluarga di Kalideres Terungkap, Ketua RT: Kami Ambil Hikmahnya...

Sebelumnya, ditemukan empat jenazah dalam rumah di Kalideres itu.

Jenazah tersebut diidentifikasi sebagai Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha (68), Budyanto Gunawan (68), dan Dian Febbyana (42) ditemukan.

Polda Metro Jaya dan tim gabungan mengungkapkan, penyebab kematian keempatnya yakni penyakit.

Mereka memiliki riwayat penyakit yang berbeda-beda. 

"Urutan kematian sebagai berikut. Pertama Rudyanto akibat permasalahan saluran cerna. Kedua Reni Margaretha Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata Dokter Forensik Asri M. Pralebda, Jumat (9/12/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com