Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekuriti Green Permata Sebut Tidak Ada CCTV yang Mengarah ke TKP Penganiayaan Brutal Mario

Kompas.com - 28/02/2023, 09:55 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas sekuriti Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan berinisial A mengatakan bahwa tidak ada CCTV yang mengarah ke tempat Mario Dandy Satriyo (20) melakukan penganiayaan terhadap D (17).

Dalam hal ini, A sendiri merupakan satu dari tujuh sekuriti yang berjaga pada saat aksi penganiayaan itu terjadi Senin (20/2/2023) lalu sekitar pukul 19.30 WIB.

"Enggak ada (CCTV ke arah TKP)," kata A saat dijumpai wartawan, Senin (27/2/2023) malam.

Menurutnya, rekaman yang memperlihatkan aksi penganiayaan itu satu-satunya merupakan video yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak Mario yang menendang hingga menginjak-injak D.

"Makanya saya kaget, itu kayaknya dari video temannya. Saya tahunya justru lihat itu saja," ujar A.

Baca juga: Mario yang Dinilai Tak Pernah Kalah dan Kecewa, Langsung Naik Darah Saat Punya Masalah, Berujung Aniaya D...

Menurut A, setidaknya terdapat 24 CCTV di Kompleks Green Permata. Namun tidak semua CCTV berfungsi.

"Enggak ada (CCTV), itu makanya saya kaget liat dari video beredar, itu dari temannya kayaknya. Saya tahunya liat itu (video) saja," papar dia.

Menurut dia, jarak dari pos pintu utama Perumahan Green Permata menuju tempat kejadian perkara (TKP) penganiayaan itu sekitar 500 meter.

Ia mengatakan, jarak tersebut agak jauh dari pos penjagaannya, sehingga teriakan orang tua rekan D berinisial N tidak terdengar oleh sekuriti.

"Sekitar 500 meter dari sini," pungkas dia.

Sebelumnya, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi mengatakan terus mencari bukti-bukti baru yang berhubungan dengan kasus ini. Termasuk memeriksa CCTV di tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Cerita Sekuriti Bukakan Gerbang Perumahan untuk Mario Sebelum Penganiayaan: Saya Pikir Penghuni...

Yossi menyebutkan, bukti CCTV amat berharga dalam kasus penganiayaan ini. Sebab, semua kejadian bisa terlihat jelas tanpa adanya suara sumbang dari saksi lain.

"Kami sudah melakukan olah TKP. Kami juga mencari saksi-saksi siapa yang ada di sana, tapi fokus kami adalah mencari CCTV. Apakah ada kamera yang mengarah ke titik kejadian," ujar Yossi.

"Sekarang tim kami sedang memeriksa semua CCTV. Apa ada rekaman yang mengarah ke tempat kejadian pada 20 Februari 2023," imbuhnya.

Diketahui, Dandy yang merupakan anak dari eks pejabat Ditjen Pajak Jakarta Selatan, menganiaya D (17), anak kader Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com