Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Anak Stunting, Ibu-ibu Jangan Sepelekan Layanan Posyandu...

Kompas.com - 05/04/2023, 06:04 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli gizi di Puskesmas Sunter Jaya II Hillga Tiara Dewi menjelaskan mengenai tengkes atau stunting yang mengintai balita hingga usia 2 tahun.

Tujuannya untuk membuka mata setiap ibu agar tidak menyepelekan layanan kesehatan yang diberikan posyandu.

Hillga mengungkapkan, stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi pada anak dalam jangka waktu yang panjang.

"Stunting itu kegagalan perkembangan. Jadi, mohon maaf ya, kalau kasarnya, anak menjadi lemot. Tapi memang lebih karena dia itu kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama," ungkap Hillga saat ditemui Kompas.com di Puskesmas Sunter Jaya II, Jakarta Utara, Senin (3/4/2023).

Faktor kemiskinan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, stunting pada anak disebabkan kurangnya gizi pada masa pertumbuhan.

Namun, Kepala Puskesmas Sunter Jaya II, Artika T, juga tidak menampik bahwa penyebab lain terjadinya stunting adalah kondisi ekonomi keluarga yang tidak mumpuni untuk memenuhi gizi balita.

"Iya benar, sebagian besar karena memang kondisi ekonomi," kata Artika dalam kesempatan yang sama, Senin.

Baca juga: Tak Harus Mahal, Begini Cara Cegah Stunting pada Anak Secara Ekonoms

Meski begitu, Artika menegaskan, yang perlu diperhatikan adalah pola perilaku dan pemikiran orangtua terhadap buah hati.

"Karena, sesungguhnya makanan yang bergizi itu tidak perlu mahal. Jadi, tergantung dari ibunya, bagaimana mengolahnya sehingga anak-anak ini bisa mendapatkan pola makan dan gizi yang cukup," imbuh Artika.

Masalah tidak kasatmata

Hillga menjelaskan, stunting pada balita merupakan permasalahan gizi yang tidak kasatmata.

Dengan begitu, Hillga memastikan bahwa bayi yang lahir prematur, tidak melulu berakhir stunting.

"Untuk gejalanya itu tidak seperti... kalau penyakit itu kan kelihatan, misal kayak batuk, demam. Tapi, kalau stunting itu lebih ke pertumbuhannya," kata Hillga.

Baca juga: Cegah Stunting pada Anak, Ahli Gizi: Pastikan Pola Makan Anak Terjadwal

Untuk melihat pertumbuhan anak, Hillga mengimbau orangtua tak malas membawa buah hatinya ke posyandu. Di posyandu, anak akan ditimbang berat dan diukur tinggi badannya.

“Kalau balita tersebut setiap bulannya tidak ada kenaikan berat badan atau weight faltering, tidak ada kenaikan berat badan sesuai standar, itu akan berisiko ke arah stunting,” ungkap Hillga.

Jangan sepelekan posyandu

Karena itu, Hillga meminta setiap ibu tidak menyepelekan layanan kesehatan yang diberikan di posyandu.

Meski menimbang berat dan mengukur tinggi anak terlihat sepele, nyatanya hal tersebut menjadi salah satu faktor penting untuk melihat gejala stunting pada balita.

"Dari sana (posyandu), kami bisa melihat, balita-balita mana saja yang dicurigai akan jatuh ke stunting dengan melihat pertumbuhan," kata Hillga.

Baca juga: Putrinya Dikategorikan Stunting, Mimi: Anak Saya Aktif, Enggak Kenapa-kenapa...

Hillga tidak menampik, masih banyak warga Indonesia yang kurang paham atau meremehkan layanan kesehatan di posyandu.

Padahal, lagi-lagi Hillga menegaskan, salah satu cara untuk mengetahui balita itu stunting atau tidak adalah dari penimbangan berat dan pengukuran tinggi anak di posyandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com