JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo berujar, Transportasi Jakarta (Transjakarta) tengah berupaya mencari pendapatan selain dari penjualan tiket.
Dengan kata lain, Transjakarta berupaya mencari pemasukan dari non-tiket alias non-farebox.
Adapun non-farebox merupakan pendapatan dari iklan, ritel, atau kerjasama layanan telekomunikasi.
Baca juga: Dishub DKI Pastikan Tarif Bus Transjakarta Belum Akan Naik dalam Waktu Dekat
"Memang kami mendorong Transjakarta selain dari tiket juga dioptimalisasi non-farebox revenue-nya," tutur Syafrin di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).
Ia menyebutkan, PT Transjakarta kini kerap merevitalisasi halte-haltenya.
Di halte tersebut, BUMD DKI Jakarta itu bakal menyewakan stan yang ada di sana.
Dengan demikian, PT Transjakarta bakal mendapatkan pemasukan dari penyewaan stan tersebut.
"Mereka sudah bangun halte, halte sudah direvitalisasi. Di sana ada yang namanya area komersil, silakan itu dioptimalkan sehingga bisa menambah pendapatan dari sisi di luar tiket," urai Syafrin.
Baca juga: Terjebak di Jalur Transjakarta, Pengendara Ini Bongkar Separator
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebelumnya memang meminta PT Transjakarta agar mencari pemasukan selain dari menaikkan tarif pelayanannya.
Ia meminta hal ini setelah muncul rencana menaikkan tarif layanan Transjakarta.
"Transjakarta bisa dari sumber-sumber lainnya untuk meningkatkan pendapatan," ucapnya di Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kamis (13/4/2023).
"Tidak harus dari tarif Transjakarta dinaikkan," lanjut dia.
PT Transjakarta sebelumnya mengaku menerima usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk menaikkan tarif bus Transjakarta.
Baca juga: Pondok Indah Macet, Sejumlah Pengendara Serobot Jalur Transjakarta
Melalui akun resmi Twitter-nya, PT Transjakarta menyebutkan, tarif yang akan naik merupakan layanan pada jam sibuk.
"Adanya usulan penyesuaian tarif Transjakarta dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menjadi Rp4.000 dan Rp5.000 pada waktu sibuk (07:01-10:00 dan 16:01-21:00)," demikian yang tertulis dalam akun Twitter PT Transjakarta, dikutip Senin (10/4/2023).
Dalam cuitan yang sama, PT Transjakarta meminta saran dari warganet terkait usulan kenaikan tarif pelayanan tersebut.
Kata BUMD DKI Jakarta itu, netizen bisa memberikan saran melalui survei. Warganet bisa memberikan saran hingga 13 April 2023.
"Sampaikan pendapat Sahabat TiJe atas gagasan kalian dengan cara scan QR code yang tertera atau melalui link bit.ly/TarifTJ. Suara Sahabat Tije sangat berarti untuk Transjakarta! Pengisian suvey sampai tanggal 13 April 2023 yaa," tulis akun Twitter PT Transjakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.