Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi B: Heru Budi Tak Punya Skala Prioritas Atasi Kemacetan

Kompas.com - 11/05/2023, 17:30 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menilai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tak memiliki skala prioritas untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

"Saya melihat, masalahnya sepertinya, (Heru Budi) belum bisa membuat skala prioritas (untuk program mengatasi kemacetan Ibu Kota)," tegasnya, melalui sambungan telepon, Kamis (11/5/2023).

Sebab, ada beberapa program untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota yang pembahasannya berlarut.

Salah satunya, kata Ismail, yakni penyusunan peraturan soal penerapan sistem jalan berbayar elektronik (electronic road pricing/ERP).

"Dari sekian banyak opsi solusi tersebut, kemarin kan ada ERP dan sebagainya," tutur dia.

Baca juga: Rencana Pengaturan Jam Kerja, Komisi B: Untuk ASN, Harus Berhati-hati...

Politisi PKS itu berujar, Komisi B telah menekankan Heru Budi dan anak buahnya untuk meningkatkan layanan transportasi umum sebagai program penanganan kemacetan di Ibu Kota.

Ia menyebut, peningkatan pelayanan transportasi umum tak akan membebani masyarakat, beda halnya jika sistem ERP diterapkan.

Di saat yang bersamaan, menurut Ismail, masyarakat sejatinya telah meminta pelayanan transportasi umum di Ibu Kota ditingkatkan.

"Komisi B itu kan lebih menekankan pada peningkatan layanan transportasi umum. Karena ini berdampak positif ke masyarakat, tidak membebani dibandingkan kalau diterapkannya ERP, misalkan atau yang lain," urainya.

"Dan ini sebenarnya sudah menjadi tuntutan dari masyarakat, ya harusnya ini menjadi prioritas untuk dieksekusi," lanjut Ismail.

Baca juga: Massa Ojol Ikut Demo di DPR, Tolak ERP dan Minta Heru Budi Dicopot

Terkini, untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota Heru Budi berencana mengatur jam kerja.

Heru Budi menginginkan jam kerja dibagi menjadi dua sesi, yakni 08.00 WIB dan 10.00 WIB.

Menurut Ismail, pengaturan jam kerja perlu diujicobakan terlebih dahulu.

Sebab, ada dua hal yang menjadi catatan untuk skema pengaturan jam kerja di Ibu Kota.

Pertama, interval waktu masuk kerja yang direncanakan apakah memang efektif mengurai kemacetan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com