JAKARTA, KOMPAS.com - Situs IQAir mencatat, kualitas udara di Jakarta pada Senin (19/6/2023) tidak sehat untuk warga yang sensitif.
Data itu merupakan data yang diperbarui pada pukul 08.00 WIB.
Dilansir dari situs tersebut, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 105 dengan polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 37.2 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 7.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan dari situs IQAir.
Baca juga: Minggu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Peringkat 2 Terburuk di Dunia
Angka kualitas udara di Jakarta itu didapat dari 23 kontributor, termasuk dari AirNow, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan juga PurpleAir.
Dengan catatan ini, Jakarta masuk dalam 10 besar kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Adapun peringkat pertama diisi oleh Kota Johannesburg, Afrika Selatan, yang memiliki indeks kualitas udara 164.
Sementara di posisi kedua, ada Kota Beijing di China dengan indeks kualitas udara 158.
Baca juga: Atasi Polusi Udara Jakarta, Anggota Komisi D: Naikkan Tarif Parkir dan Tindak Parkir Liar
Adapun situs IQAir memberi beberapa saran agar warga terlindung dari kualitas udara yang buruk.
Saran tersebut antara lain, menggunakan memakai masker apabila sedang di luar, menyalakan penyaring udara (air purifier), menutup jendela untuk menghindari udara kotor, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Adapun saat ini Kota Jakarta memiliki suhu 27 derajat celsius dengan kondisi cuaca berkabut. Nilai kelembapan udara berada pada angka 82 persen dan embusan angin 9,3 km/h. Sementara untuk tekanan berada di angka 1.013 mbar (millibar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.