JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, sempat dilanda banjir pada Senin (19/6/2023). Banjir disebabkan air Kali Baru yang meluap imbas kiriman dari Bogor.
Banjir terjadi di dua titik, yakni Jalan Hek dan depan Pasar Induk Kramatjati. Jalan Hek bahkan kembali terendam banjir pada Senin sore sampai Selasa (20/6/2023) dini hari.
Luapan air tidak hanya menyebabkan banjir di jalanan itu, tetapi juga ke permukiman warga.
"Semalam meluap lagi, mulai jam 17.30 WIB sampai jam 02.00 WIB dini hari Selasa. Luapannya ke permukiman dan jalan raya," kata warga RT 001/RW 01 Kelurahan Tengah, Kramatjati, bernama Warsito (57) di lokasi, Selasa.
Baca juga: Turap Kali Baru di Jalan Raya Bogor Pernah Diperbaiki Sudin SDA, tapi Bocor Lagi
Warsito menerangkan, volume air di Kali Baru kemarin masih lebih tinggi dari biasanya. Hal inilah yang membuat kali meluap saat mendapat kiriman air dari hulu.
"Yang ke jalanan tinggi airnya 30 sentimeter, yang ke permukiman khususnya di wilayah RT 001 tinggi airnya 1 meter," ungkap Warsito.
Kondisi itu bertahan selama beberapa jam sampai akhirnya banjir mulai surut pada Selasa pukul 04.00 WIB.
"Semalam bisa dibilang pada enggak bisa tidur warga. Baru surut tadi jam 04.00 WIB, barengan surutnya (genangan air) yang di jalan dan di permukiman," sambung dia.
Ketua RT 001/RW 01 bernama O'oh mengatakan, luapan air kali yang mengarah ke wilayahnya sering memutus akses warga untuk keluar-masuk.
"Genangan airnya tinggi, jadi akses keluar (dan masuk) susah. Benar-benar enggak bisa ke mana-mana. Mau keluar males juga, sih, karena jalanan berlumpur," kata O'oh di lokasi, Selasa.
O'oh sudah bermukim di dekat Kali Baru sejak 1978. Sejak saat itu, RT 001 sudah menjadi wilayah langganan banjir. Sebab, permukiman berada di area rendah.
Baca juga: Luapan Kali Baru di Jalan Raya Bogor Jaktim Bikin Akses Warga Terputus
Namun, ada perbedaan tinggi genangan banjir yang disebabkan hujan, air kiriman, serta hujan sekaligus air kiriman.
Ketinggian banjir akibat hujan hanya sekitar 50 sentimeter.
Namun, banjir akibat kiriman atau hujan bersamaan air kiriman, tingginya bisa mencapai satu meter, terutama sejak 2019 saat kondisi turap sudah memprihatinkan.
O'oh melanjutkan, meski akses yang menghubungkan RT 001 dan jalanan di tepi kali terputus akibat banjir, warga enggan mengungsi.