JAKARTA, KOMPAS.com - Wahyudi (40), salah satu peternak sekaligus penjual sapi kurban di kawasan Pasar Minggu, mengatakan penyakit LSD (lumpy skin disease) atau penyakit lato-lato pada sapi menjadi hal yang harus dijadikan perhatian tahun ini.
"Kalau tahun lalu namanya PMK, kalau tahun ini lagi banyak yang sakit LSD, kalau bahasa familiarnya lato-lato," ujar Wahyudi saat ditemui Kompas.com di lokasi penjualan kurban Pasar Minggu, Jumat (23/6/2023) siang.
Dia mengimbau para pembeli jeli memerhatikan tanda-tanda penyakit ini supaya sapi yang disembelih nantinya dalam keadaan sehat serta layak dikonsumsi.
Baca juga: Penjual Hewan Kurban Rogoh Kocek Rp 285 Juta untuk Bawa Ratusan Sapi dari Bima ke Setiabudi
"Cirinya bentol-bentol dan akan timbul kayak busuk di kulit sapi. Apalagi penyakit itu di luar kulit, dia bentol kayak sapi alergi," papar dia lagi.
Guna mengantisipasi penularan penyakit LSD, biasanya kata Wahyudi, sapi-sapi akan disuntik vaksin LSD sebelum sampai ke tangan penjual.
Apalagi sapi-sapi yang berasal dari luar daerah. Umumnya harus lulus dari karantina kehewanan.
"Harus ada persiapan, makan suplemennya harus bagus, disiapin vitamin-vitaminnya kayak B kompleks, dan sapi yang pasti sudah divaksinasi LSD gitu terutama," Wahyudi bertutur.
Selain itu, jangan lupa pula memerhatikan tanda lain yang menunjukkan sapi dalam keadaan kurang sehat. Termasuk telinga yang panas dan suhu sapi di atas 35 derajat celsius.
"Kalau saya biasanya pake termometer untuk manusia itu di duburnya (sapi) untuk mengukur kepanasan. Idealnya (suhu) 35 derajat celsius, sama kayak manusia," papar dia.
Baca juga: Ingin Beli Sapi Kurban yang Sehat? Simak Tips Berikut
Selain itu, pembeli juga harus memeriksa apakah hidung sapi meler dan ada tanda-tanda stres pada sapi tersebut.
"Kalau sapi kurang sehat itu mengantuk, malas makan, malas jalan, telinganya panas, hidungnya meler ingusan. Itu tanda sapi kurang fit, sebaiknya dihindari saat pembelian," ujar peternak asal Lampung ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.