JAKARTA, KOMPAS.com - Satria (26) lahir dan besar di Cakung, Jakarta Timur. Sedari kecil, ia sudah terbiasa dengan salah satu masalah yang sering melanda Ibu Kota setiap musim hujan, yakni banjir.
"Jakarta itu identik dengan macet dan banjir. Untuk banjir sendiri, di tempat tinggal saya dulu di kawasan Penggilingan, memang langganan banjir dari dulu," ucap dia di RPTRA Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).
Sejauh yang diingat oleh Satria, perumahan itu memang selalu dilanda banjir setinggi 20 sentimeter.
Namun, ia pernah mengalami banjir yang cukup tinggi pada 2007. Kala itu, ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Baca juga: Setahun Lalu Kantongi Penghasilan Rp 30 Juta, Acil Pernah Menikmati Manisnya Citayam Fashion Week
Satria sekeluarga memang sempat berpindah-pindah tempat tinggal, terutama di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
Namun di setiap tempat yang dihuni, lagi-lagi dia berjumpa dengan banjir.
Pada 2002-2003, Satria mengingat betul pernah mengalami banjir yang lebih parah daripada tahun 2007 saat ia tinggal di Penggilingan.
"Setiap tempat yang saya pernah tempatin selalu ngalamin banjir. Sekitar 2002 atau 2003, saya ingat (mengalami) banjir paling parah di Jakarta Selatan," ungkap dia.
Pada saat itu, Satria sekeluarga sedang menetap di kawasan Kebon Baru. Namun, rumahnya berada di dataran rendah atau "Kebon Baru Bawah".
Pada tahun tersebut, terang Satria, rumahnya dilanda banjir setinggi lima meter.
Baca juga: Pasukan Biru DKI Nyeberang ke Bekasi, Kasudin SDA Jakpus: Sifatnya Sukarela
Akibatnya, mereka mengungsi ke rumah keluarga lainnya di Tebet Timur yang aman dari banjir karena berada di dataran tinggi.
"Airnya benar-benar nutupin atap rumah. Di Kebon Baru, sekali saja itu kena banjir separah itu. Cuma tinggal setahun di sana, habis itu langsung pindah," ucap dia.
Usai berpindah-pindah tempat tinggal, keluarga Satria akhirnya memutuskan untuk tinggal di Rusun Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Mereka pindah ke sana sejak sekitar 2015-2016 sebelum akhirnya direlokasi ke Rusun PIK Penggilingan pada Juni 2023.
Bertepatan dengan momen HUT ke-496 DKI Jakarta, Satria mengucapkan rasa syukur karena tempat tinggalnya dulu di Jakarta Timur tidak lagi banjir parah.
Baca juga: Cerita Nafran, Warga Green Village Bekasi yang Setengah Garasi Rumahnya Ditembok Hebel...
Meski sudah tidak lagi tinggal di sana, Satria lega mengetahui bahwa para tetangganya dulu tidak lagi harus waspada akan banjir.
"Kalau sekarang, di tempat tinggal saya yang lama di Penggilingan, sudah jarang banget banjir. Sekalinya banjir, cuma genangan air enggak sampai 10 sentimeter," kata Satria.
"Banjir sekarang sudah berkurang karena langkah pembesaran saluran air (di sekitar perumahan)," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.