JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang diresmikan September 2013 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo, kini menjadi sarang mengkonsumsi narkoba.
Kondisi itu dianggap sebagian dampak dari pembiaran setiap permasalahan di perbelanjaan Tanah Abang oleh PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola.
Padahal pada awal peresmiannya, keberadaan Blok G Pasar Tanah Abang dianggap sebagai gebrakan Pemprov DKI kala itu untuk penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang.
Jokowi yakin Blok G Pasar Tanah Abang bisa kembali semarak dan para PKL bersedia direlokasi karena penambahan sejumlah fasilitas.
Berbagai upaya seperti pengecatan, renovasi, perbaikan gorong-gorong, pergantian pintu geser (rolling door) di setiap los, dan perubahan rute angkutan kota melewati Pasar Blok G telah dilakukan.
Baca juga: Keluh Kesah Syamsul dan Teti Jualan di Blok G Tanah Abang: Enggak Ada yang Beli!
Berbagai upaya promosi juga dilakukan Pemprov DKI untuk membuat pasar ini ramai. Mulai dari menggratiskan sewa kios hingga membuat berbagai undian untuk pembeli.
Meski begitu, menggaet pembeli untuk berbelanja di Blok G bukan perkara mudah.
Banyak faktor sebenarnya yang membuat Blok G sepi pembeli, mulai dari lokasinyua yang jauh, tak terkoneksi dengan jembatan penghubung, minim eskalator, hingga kondisi bangunan yang panas.
Hal ini sangat timpang jika dibandingkan dengan blok A, B atau F Tanah Abang yang selama ini selalu disesaki pembeli.
Seiring berjalannya waktu, karena dianggap tidak menguntungkan, para PKL yang sempat mengisi kios di Blok G Tanah Abang mulai meninggalkan lokasi ini.
Baca juga: Blok G Tanah Abang jadi Tempat Nyabu, DPRD DKI: Akibat Pasar Jaya...
Sudah nyaris satu dekade lalu, Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, diresmikan oleh mantan gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 2 September 2013.
Saat Kompas.com menyusuri bangunan yang terdiri dari tiga lantai itu pada Kamis (6/7/2023), kondisinya memprihatinkan, terutama di lantai 2 dan 3 yang sudah lama terbengkalai.
Di lantai 1, pencahayaan di dalam minim. Area lantai dan dinding tampak kotor. Terlebih, banyak lorong terimpit los-los yang tutup di kiri dan kanan.
Pemandangan tersebut membuat bangunan terlihat semakin kumuh. Sementara di lantai atas, di antara bilik-bilik los, tempat yang dulunya menjadi lapak pedagang kini hanya tersisa tumpukan berbagai jenis sampah.
Potongan-potongan manekin tergeletak begitu saja dalam berbagai posisi, dikelilingi tumpukan sisa kain, sampah plastik, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Revitalisasi Tak Kunjung Jadi, Pedagang di Blok G Tanah Abang Kini Pasrah