Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digadang Jokowi jadi Pusat Relokasi PKL, Blok G Tanah Abang kini Diduga jadi Tempat "Nyabu"

Kompas.com - 07/07/2023, 18:02 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang diresmikan September 2013 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo, kini menjadi sarang mengkonsumsi narkoba.

Kondisi itu dianggap sebagian dampak dari pembiaran setiap permasalahan di perbelanjaan Tanah Abang oleh PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola.

Padahal pada awal peresmiannya, keberadaan Blok G Pasar Tanah Abang dianggap sebagai gebrakan Pemprov DKI kala itu untuk penertiban pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang.

Jokowi yakin Blok G Pasar Tanah Abang bisa kembali semarak dan para PKL bersedia direlokasi karena penambahan sejumlah fasilitas.

Berbagai upaya seperti pengecatan, renovasi, perbaikan gorong-gorong, pergantian pintu geser (rolling door) di setiap los, dan perubahan rute angkutan kota melewati Pasar Blok G telah dilakukan.

Baca juga: Keluh Kesah Syamsul dan Teti Jualan di Blok G Tanah Abang: Enggak Ada yang Beli!

Berbagai upaya promosi juga dilakukan Pemprov DKI untuk membuat pasar ini ramai. Mulai dari menggratiskan sewa kios hingga membuat berbagai undian untuk pembeli.

Meski begitu, menggaet pembeli untuk berbelanja di Blok G bukan perkara mudah.

Banyak faktor sebenarnya yang membuat Blok G sepi pembeli, mulai dari lokasinyua yang jauh, tak terkoneksi dengan jembatan penghubung, minim eskalator, hingga kondisi bangunan yang panas.

Hal ini sangat timpang jika dibandingkan dengan blok A, B atau F Tanah Abang yang selama ini selalu disesaki pembeli.

Seiring berjalannya waktu, karena dianggap tidak menguntungkan, para PKL yang sempat mengisi kios di Blok G Tanah Abang mulai meninggalkan lokasi ini.

Baca juga: Blok G Tanah Abang jadi Tempat Nyabu, DPRD DKI: Akibat Pasar Jaya...

Kondisi terkini

Sudah nyaris satu dekade lalu, Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, diresmikan oleh mantan gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 2 September 2013.

Saat Kompas.com menyusuri bangunan yang terdiri dari tiga lantai itu pada Kamis (6/7/2023), kondisinya memprihatinkan, terutama di lantai 2 dan 3 yang sudah lama terbengkalai.

Di lantai 1, pencahayaan di dalam minim. Area lantai dan dinding tampak kotor. Terlebih, banyak lorong terimpit los-los yang tutup di kiri dan kanan.

Pemandangan tersebut membuat bangunan terlihat semakin kumuh. Sementara di lantai atas, di antara bilik-bilik los, tempat yang dulunya menjadi lapak pedagang kini hanya tersisa tumpukan berbagai jenis sampah.

Potongan-potongan manekin tergeletak begitu saja dalam berbagai posisi, dikelilingi tumpukan sisa kain, sampah plastik, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Revitalisasi Tak Kunjung Jadi, Pedagang di Blok G Tanah Abang Kini Pasrah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com